Mohon tunggu...
Kornelis Ruben Bobo
Kornelis Ruben Bobo Mohon Tunggu... Dosen - Pendeta dan Dosen

Olahraga: Bola Kaki, Volly, Futsal, Badminton, Traveling, Makan, Berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengalaman Berkesan Tinggal di Salatiga bersama Keluarga

4 Mei 2024   19:00 Diperbarui: 4 Mei 2024   19:08 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.liputan6.com/news/read/5255611/salatiga-dan-solo-masuk-5-besar-kota-paling-toleran-ganjar-mudah-mudahan-semakin-banyak-kota-toleran-di-indonesia

Setiap orang tentu mempunyai kesan yang beragam ketika menempati suatu daerah baru.  Kesan itu bisa berupa kesan positif atau juga bisa kesan negatif.  Tergantung apa yang ia rasakan atau alami pertama kali ketika tinggal di daerah itu.  Kesan itu pun bisa dinamis, berubah atau bahkan berkembang.

Di artikel kali ini, saya ingin membagikan kesan pertama kali sejak pindah di Salatiga.  Kota yang diapit oleh dua kota besar yaitu Semarang dan Solo.  Salah satu kota kecil di Jawa Tengah, dengan luas 54,98 km, tinggi 571 m, dan dengan populasi penduduk sebanyak 200.738 (Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2023). 

Kami pindah di Salatiga sejak tanggal 16 Januari 2024.  Sebelumnya saya tinggal di Kota Bogor, Jawa Barat selama 7 tahun. Mendapatkan pasangan hidup di Kota Bogor, yang kemudian melalui pernikahan kami, Allah menganugerahkan kedua putra yang ganteng, manis, lucu dan pintar, yaitu Nael dan Shema. 

Di Salatiga bukan pertama kali kami menginjakkan kaki.  Tahun 2017, saya bersama Gembala Sidang GSJA Calvary Charismatic dan kelima Staf Pastoral lainnya pernah berkunjung ke Salatiga.  Selain itu, pada tahun 2019, pernah mendampingi Gembala Sidang istrinya ke Semarang kemudian berkunjung ke Salatiga, sembari menikmati beberapa kuliner favorit seperti Bebek ABC dan Ronde.  

Kemudian Januari 2020, persis 5 bulan setelah kami menikah, saya dan istri ke Salatiga.  Tujuan utama kami ke Salatiga adalah dalam rangka menghadiri Pernikahan Didot Mbolo, salah satu anak Jemaat kami yang menikah dengan Wanita Salatiga.  Jadi, ketika kami pindah di Salatiga, memang bukan yang pertama kali, kecuali kedua putra kami. 

Kami tinggal di Kampus STT Berea, persis di Jl. Cemara Raya No.72, RT.4/RW.6, Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah.  Saya sebagai salah satu dosen tetap di kampus tersebut.  Mengajar adalah salah satu tugas utama saya di kampus ini.  

Jika, selesai kegiatan kampus, kami di sore hari atau di malam, bahkan kadang sebelum masuk kantor ada beberapa kegitan rutin yang saya bersama istri dan kedua putra yang kami lakukan. Salah satunya adalah berkeliling daerah sekitar tempat tinggal dan seputar Kota Salatiga.  Khusus di sekitar tempat tinggal, kadang kami jalan kaki tetapi juga dengan motor.  

Salah satu kesan yang istri saya rasakan adalah terkait lingkungan sekitar kami tinggal.  Suasananya sangat tenang, sejuk apalagi di malam hari.  Bahkan setelah jam 8, suasananya sangat sepi, pintu-pintu rumah sudah ditutup. Kemudian jam 9 malam, beberapa rumah yang biasa membuka warung atau kios, pun sudah tutup.  Sangat berbeda dengan tempat tinggal kami sebelumnya.  Di jam 9 malam, apalagi masih jam 8 malam, suasana masih sangat ramai, anak-anak masih bermain, orang-orang nongkrong sembari ngobrol dan ngopi. 

Mengamati suasana ini, istri saya mengatakan kalau tempat ini cocok untuk para orang tua atau yang sudah pensiun untuk menikmati hari tua mereka.  Suasan ini sangat mendukung kenyamanan bagi para orang tua untuk menikmati suasana dan udara segarnya.  Persis di belakang komplek di mana rumah-rumah warga tinggal, selain ada kuburan China, juga terdapat banyak sekali pohon-pohon yang hijau.  Jadi, daerah kami tinggal masih tergolong asri. 

Kami pernah sampai ke belakang rumah-rumah warga.  Kami menyaksikan sejumlah tanaman seperti pisang, singkong, kelapa, dan sayur-sayuran lainnya.  Udaranya sangat segar.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun