Malam dingin membisu
tampak jejak menggigil
sepoi angin dingin membeku
suara hilang dari kabut
rintik hujan jadi tempat berteduh
gemuruh merintih dari kalbu
tangis menyatu menjadi rindu
hijau biru muda menjadi abu hitam kelabu
bekas nampak walau tak terluka
senyum manis dalam sandiwara
lupa akan raga ini telahlelah
genangan kenangan menjadi danau penderitaan
sungai airmata mengalir membasah raga
teman serta lawan serasa jadisama
dan walau berbeda tapi tetapsama
walau manis terasa terluka
dukungan penuh sahaja itu hanya dusta
lalu pada siapa ku percaya
seakan kepercayan ku tidak ada kepercayan
berpijak dalam semu
memandang diri dalam meyemangati
namun ragu apa yang mau di semagati
terdusta teluka yalah sahabat terbaiku
dan kini kubisa tersenyum walau tampa adanya kebahangiyaan yang semu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H