Mohon tunggu...
Koriva Swastika
Koriva Swastika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Siber Asia

Halo perkenalkan saya Koriva

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pentingnya Literasi Media di tengah Gempuran Kampanye pada Media Sosial

10 Februari 2024   08:20 Diperbarui: 10 Februari 2024   08:21 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fenomena kampanye pemilihan presiden 2024 di media sosial semakin panas diberbagai platfrom seperti Facebook, TikTok, Twitter dan juga Instagram. Beberapa fenomena yang muncul yaitu tren yang tidak mendukung partai politik, dinasti politik, dan pelanggaran terhadap pemilu. Isu pelanggaran pemilu menjadi perpincangan, diduga ada dukungan dari aparat pemerintah untuk calon presiden dan wakil presiden tertentu.

Peran literasi media digital sagat penting dalam menghadapi fenomena ini. Literasi media digital membantu khalayak untuk memilah informasi yang diterima dari media sosial dan mengenali sumber yang bisa dipercaya. Dengan literasi media digital ini, khalayak bisa membedakan antara fakta dan opini. Hal ini dapat membantu para khalayak membuat keputusan saat memilih seorang pemimpin.

Dalam kampanye pemilihan presiden di era digital, TikTok menjadi platfrom yang dilirik untuk kampanye oleh pasangan calon presiden dan wakilnya. TikTok dapat dimanfaatkan oleh para capres dan cawapres dalam berkomunikasi dengan audiens. Terlebih TikTok memiliki algoritma, jika selama kampanye para audiens kerap melihat video kampanye maka FYP yang muncul akan menampilkan video yang serupa.

Fenomena kampanye yang dilakukan di TikTok antara lain, dari pasangan Prabowo-Gibran yang melakukan kampanye di TikTok dengan semenarik mungkin agar bisa menarik lebih banyak perhatian dan interaksi daripada 2 paslon lainnya. Tagline "gemoy", "solusi zaman now" adalah kunci dari tagline mereka. Prabowo-Gibran telah menggunakan berbagai trik kampanye di TikTok seperti konten yang sifatnya humoris, kuliner, jogetan dan nuansa kebahagiaan.

Sedangkan untuk pasangan Anies-Muhaimin menggunakan Tik Tok sebagai sarana komunikasi dan memberikan pesan pada para audiens dengan melakukan siaran live. Lalu untuk Ganjar-Mahfud juga aktif berkampanye di Tik Tokdengan konten berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan.

Tentu dalam berkampanye lewat media sosial ini, ada beberapa kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya, media sosial memungkinkan tercapainya audiens yang luas dan biaya yang rendah, kampanye dapat menggunakan berbagai konten seperti video, gambar, atau meme untuk menarik perhatian dan mempengaruhi para pemilih. Sedangkan untuk kekurangannya adalah informasi yang salah bisa dengan cepat tersebar di media sosial sehingga merusak proses demokrasi, kampanye di media sosial kerap kali terdapat serangan pribadi dan menyebarkan konten yang merugikan.

Meskipun kampanye dilakukan di media sosial, penting untuk pengguna dalam mempertahankan sikap dan membenarkan informasi yang diterima dari media sosial. Literasi media digital dapat membantu masyarakat untuk lebih kritis terhadap informasi yang tersebar dengan membimbing mereka dalam pemahaman tentang bagaimana algoritma di media sosial yang akan mempengaruhi mereka. Keterampilan dalam membedakan antara propaganda atau fakta, serta kemampuan untuk mengetahui sumber informasi yang jelas.

Selama kampanye di media sosial, terdapat tantangan etika yang muncul diantaranya: pertama, terdapat penyebaran informasi palsu atau hoaks yang dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap capres dan cawapres. Kedua, kampanye di media sosial ini ada beberapa yang menimbulkan kebencian ataupun serangan pribadi yang bisa merusak proses demokrasi.

Literasi media digital bisa membantu masyarakat dalam menghadapi tantangan etika lebih baik. Mengajarkan keterampilan seperti mencari kebenaran informasi, sikap kritis pada konten yang dilihat dan kesadaran terhadap dampak dari aktivitas online mereka.

Mahasiswa Universitas Siber Asia,

Koriva Swastika

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun