Mohon tunggu...
Kori Soenarko
Kori Soenarko Mohon Tunggu... profesional -

When I arise in the morning, think of what a precious privilege it's to be alive to breathe, to think, to enjoy, to love. When things start to go wrong in my life be quick to change the way I think. I have to make sure I don't allow negative situations or thoughts stop me from progressing in life, I have to believe that things will get better and I have to keep looking for better, and little by little things will become better in time. Anyway, It's about Trust, Love & Kindness...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Diskusi Bersama Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso

8 Februari 2015   23:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:35 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, MSi (lahir di Solo, Jawa Tengah, 8 September 1952), adalah Panglima Tentara Nasional Indonesia sejak 28 Desember 2007 hingga 28 September 2010. Sebelumnya bapak Djoko pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat dari 18 Februari 2005 hingga 28 Desember 2007. Karier beliau di militer dimulai dengan menjabat sebagai Komandan Peleton 1 Kompi Senapan A Yonif 121/Macan Kumbang. Ketika menjadi perwira tinggi ia memulai kariernya dengan menjabat Waassospol Kaster TNI (1998), Kasdam IV/Diponegoro (2000), Pangdivif 2/Kostrad (2001).

Nama Djoko Santoso mulai berkibar setelah menjabat Panglima Kodam XVI/Pattimura dan Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) 2002-2003 yang berhasil gemilang meredam konflik di Maluku, diteruskan dengan jabatan berikutnya sebagai Panglima Kodam Jaya Maret 2003 – Oktober 2003.

Setelah itu karier seorang Djoko Santoso terus melejit hingga menjadi Wakil Kepala Staf TNI-AD (Wakasad) tahun 2003, Kepala Staf TNI-AD (Kasad) pada tahun 2005, dan akhirnya Panglima TNI pada tahun 2007-2010.

Diskusi bersama dengan bapak mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso banyak memberikan pencerahan bagi kami yang menyimaknya. Menurut beliau, "kalau kita menjadi bangsa yang tidak kuat, lemah, maka tidak dilihat (dipandang) orang terutama bangsa lain, karena mereka akan seenaknya sendiri memperlakukan bangsa ini. Kita dipandang lemah karena kitanya sendiri yg mau dibikin seenaknya, khususnya anak-anak mudanya mengganggap enteng dalam hal membela negara, itu dikarenakan sudah terbawa arus liberalisasi,  karena ada keterlibatan pihak asing. Seorang negarawan harus mempunyai semangat seperti mata air yg tidak pernah habis", begitu ujarnya. "Keadilan adalah keamanan, kesejahteraan. Sehingga Demokrasi tanpa keadilan adalah omong kosong", tambah beliau.

Berikut bisa dilihat foto-foto ketika berdiskusi bersama dengan beliau pada link ini:

Diskusi bareng bapak Jenderal (Purn) TNI Djoko Santoso (Panglima TNI pada tahun 2007-2010)


~ It's about Trust, Love and Kindness ~



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun