Mohon tunggu...
Kori Partiyamo
Kori Partiyamo Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Terus berusaha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Pancasila Sebagai Dasar Ideologi Negara Indonesia

8 Oktober 2024   13:30 Diperbarui: 8 Oktober 2024   13:34 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila dalam Sejarah dan Implementa

Pancasila, sebagai dasar ideologi ne

Namun penerapan Pancasila pada masa itu juga menghadapi kritik. Soekarno cenderung mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi, menggunakan Pancasila sebagai alat untuk membenarkan tindakan otoriter, seperti pembubaran DPR. Pembatasan kebebasan pers dan berekspresi semakin menguatkan panda

Pancasila

Setelah era Reformasi, Pancasila tetap berfungsi sebagai pijakan persatuan di tengah desentralisasi dan otonomi daerah. Nilai-nilai kebangsaan Pancasila, terutama sila ke-3, penting dalam mempersatukan bangsa dan mendorong dialog antar daerah. Pancasila juga berperan sebagai landasan hukum dan moral

Namun tantangan dalam penerapan Pancasila tetap ada, seperti perbedaan penafsiran di tingkat daerah, potensi eksploitasi politik, dan kurangnya pemahaman masyarakat. Oleh karena itu, peningkatan pendidikan Pancasila sejak dini, serta dialog antar

Dalam pembuatan kebijakan publik modern, Pancasila masih dijadikan dasar. Banyak program, seperti Jaminan Kesehatan Nasional dan Bantuan Langsung Tunai, sejalan de

Kesimpulannya, meskipun Pancasila berperan penting dalam kebijakan publik, tantangan dalam pemahaman dan komitmen terhadap nilai-nilainya tetap ada. Upaya untuk meningkatkan pemahaman Pancasila di kalangan masyarakat sangat penting untuk memastikannya

Pengajaran Pancasila di sekolah sering kali menyebabkannya. Beberapa pihak yang menilai kurikulum sudah mencakup nilai-nilai Pancasila dengan baik, sementara yang lain berpendapat bahwa pengajaran masih bersifat hafalan dan kurang.

Metode pembelajaran interaktif, refleksi nilai, serta pengintegrasian pendidikan karakter juga diperlukan. Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun