Politik, merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial di dalam lingkungan masyarakat. Politik juga dapat menjadi pedang bermata dua bagi satu sama lain, terutama menjelang suatu Pemilihan Umum. Bukan hanya di Indonesia saja politik menjadi sangat panas terutama jelang Pemilihan Umum, mayoritas mayarakat di dunia pun demikian. Sikap yang saling menghina dan menjatuhkan antar kubu pendukung dan penentang.
Tahun 2019 merupakan pesta politik yang sangat besar, karena pada tahun ini masyarakat Indonesia memilih Presiden dan Perwakilan Legislatif sekaligus. Walaupun hal ini terlihat sangat positif yang menunjukkan nilai demokrasi di Indonesia, namun masyarakat sangat terpecah satu sama lain terutama dalam hal dukungan kepada pasangan calon Presiden. Kelompok yang mendukung pasangan pertahana dengan kelompok yang mendukung pasangan oposisi, saling menjelekan dan saling menjatuhkan satu sama lain, bahkan muncul gerakan #2019GantiPresiden yang semakin membuat suhu politik dimasyarakat memanas.
Munculnya sikap saling menjelekan dan saling menjatuhkan satu sama lain, membuat berita hoax, demonstrasi yang bersikap anarkis. Tentunya tidak sesuai dengan nilai nilai agama, dan sangat bertentangan terutama di dalam ajaran Kekristenan yang selalu mengajarkan sikap yang saling mengasihi satu sama lain dan tidak bersaksi dusta maupun berbohong demi menjatuhkan lawan.
- Apa Sih Politik Itu?
Politik berasal dari bahasa Belanda politiek dan bahasa Inggris politics, yang masing-masing bersumber dari bahasa Yunani τα πολιτικά (politika - yang berhubungan dengan negara) dengan akar katanya πολίτης (polites - warga negara) dan πόλις (polis - negara kota).
Dengan demikian, politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
Menurut saya pribadi, politik merupakan cara seseorang untuk meraih jabatan pada pemerintahan yang dimana akan melibatkan pendukung demi meraih apa yang di inginkan. Tentunya tanpa pendukung, orang tersebut tidak akan mendapat jabatan maupun kursi di pemerintahan.
Menurut saya, dalam politik harus sadar akan suatu ungkapan yang pasti yaitu “tidak ada kawan sejati dalam dunia politik. Kawan hari ini bisa menjadi musuh disuatu hari”. Ungkapan yang sangat tepat dalam suatu perkembangan politik terutama dalam pemerintahan, kita bisa belajar dari kejadian Presiden Jokowi dan Mentri Pendidikan Anies Baswedan, kisah pertarungan Megawati dengan Susilo Bambang Yudhoyono, dan masih banyak lainnya. Terlalu percaya seseorang dalam perpolitikan sangat dihindari, karena kawan bisa menikam dari belakang yang menyebabkan sikap kurang percaya satu sama lain.
Ya, memang dunia politik itu bisa dibilang kotor karena penuh dengan sarang koruptor dan orang orang yang menghalalkan berbagai cara demi meraih kursi atau jabatan di pemerintahan. Hal ini membuat kebanyakan masyarakat menilai bahwa politik di negara sangat bobrok.
Banyak juga masyarakat yang memilih untuk tidak hormat dan justru malah melawan pemerintah yang sah dengan berbagai alasan, yang sebenarnya adalah karena mereka tidak suka bahwa orang yang didukungnya kalah.
- Politik dan Iman Kekristenan
Dalam kitab Perjanjian Baru menampilkan Yesus Kristus sebagai “tokoh politik”. Yesus tidak berpolitik namun sikap dan cara hidup-Nya memberi kesan politis yang sangat kuat.
Rasul Paulus memerlihatkan hubungan antara negara dan Gereja. Gereja adalah komunitas yang anggotanya mempunyai kedudukan sama. Di dalam Gereja tidak boleh ada politik. Sebaliknya, politik terjadi di dalam masyarakat karena di dalam masyarakat ada perbedaan-perbedaan.