Mengurangi Kelaparan dan Kemiskinan
* Setiap orang ( khususnya orang lapar  dan miskin ) perlu (2kali) makan setiap hari seumur hidupnya.
* Makanan harus dibeli dengan "uang dari hasil pekerjaannya", bukan didapat dengan cuma cuma (sesekali boleh) apalagi dengan mengemis atau saweran.
* Pekerjaan yang dilakukannya harus "pekerjaan produktif dan berkelanjutan", bukan jadi makelar kasus dan bukan bersifat sesaat.
* Pekerjaan itu hanya akan didapat, "jika lapangan kerja kasar dan kompetitif tersedia banyak dan luas, menyebar rata serta terbuka".
* Lapangan kerja tersebut pasti terbuka luas, hanya jika ada "pengusaha visioner" yaitu pengusaha yang berempati pada orang lapar dan miskin dan tidak semata cari untung,yang hadir tercipta berkelanjutan tiada putus
* Visionernya pengusaha tersebut terbentuk selain karena tingkat pendidikan dan motivasinya, adanya "penggunaan cara dan keteladanan aspiratif".
* Secara profesional, "hanya para ahli kompeten" yang mampu menggabungkan potensi motif dan apresiasi menjadi kekuatan besar yang harmoni dengan penggunaan cara dan keteladanan.
* Profesionalitas para ahli akan hidup subur, jika diakomodir-diaktualisasikan dalam "sebuah wadah yang unggul".
* Berdiri tegaknya wadah unggul tersebut, karena sebenar benarnya dipelihara oleh "para dermawan terpilih yang selain percaya pada asas kepastian dan amanah atas  nilai Persaudaraan-Kesetiakawanan", mereka juga berkeyakinan akan diperolehnya rasa bangga dan puas atas peran keterlibatannya
* Keteladanan mengedepankan persaudaraan-kesetiakawanan yang dicontohkan dan diawali oleh para tokoh terkemuka yang terpuji dan atau dikenal, itulah faktor penguat hadirnya persaudaraan-Kesetiakawanan para dermawan terpilih.