Kamu tau apa itu tipografi kan? Bukan, bukan “typo” yang sering kamu baca di Twitter itu yang artinya “salah ketik”, tapi tipografi adalah perpaduan antara seni dan teknik mengatur tulisan, agar maksud serta arti tulisan bisa sampai dengan baik secara visual kepada pembaca. Pengolahan tipografi nggak hanya terbatas lewat pemilihan jenis huruf, ukuran huruf, dekorasi, kesesuaian dengan tema, tapi juga meliputi tata letak vertikal atau horizontal tulisan pada sebuah bidang desain. Tipografi ini biasanya dipakai untuk desain grafis, desain web, desain produk, majalah, percetakan, dan sebangsanya. Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik sehingga mata kita bisa ngebedain antara huruf ‘m’ dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. Keunikan ini disebabkan oleh cara mata kita melihat korelasi antara komponen visual yang satu dengan yang lain. Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan namaHieroglif pada sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus. Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi nggak punya sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruskayang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi. Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi jadi lebih gampang dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt. Teori ini berbasis pada ‘pattern seeking’ dalam perilaku manusia. Setiap bagian dari sebuah gamabar dapat dianalisis dan dievaluasi sebagai komponen yang berbeda. Salah satu hukum persepsi dan teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperlukan kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatif yang disebut dengan ground. Dalam pemilihan jenis huruf, yang harus diperhatikan adalah karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnya. Misalnya pada produk minyak wangi untuk wanita jarang yang menggunakan jenis huruf Egyptian karena berkesan kuat dan keras dan biasanya mempergunakan jenis huruf Roman yang bernuansa klasik dan lembut sehingga cocok dengan karakter minyak wangi dan wanita. Tapi kira-kira kalo minyak wanginya keras banget sampe bikin kepala pusing itu, pakai huruf apa ya? Oke, udah dapet gambarannya kan?
Shortlink: (click to copy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H