Ketika masih duduk di bangku sekolah dulu, alat untuk mewarnai gambar yang pertama kita gunakan adalah pensil warna dan krayon. Lalu di usia belasan tahun, kita diajarkan untuk menggambar dengan cat air. Masih ingat? Young Hare karya Albrecht Dürer yang menggunakan media cat air (sumber: craftsy.com) Teknik menggambar dengan cat air ini usianya sudah sangat tua, dan diperkirakan sudah ada sejak zaman manusia purba melukis di gua-gua di Eropa. Salah satu pelukis cat air tertua di dunia mungkin adalah Albrecht Dürer (1471–1528) dari Jerman yang suka membuat lukisan tentang tanaman, kehidupan alam liar, dan pemandangan alam. Masih di Jerman, Hans Bol, bahkan membuka sekolah melukis dengan cat air di tahun 1634, sebagai bagian dari Dürer Renaissance.
Screen-Shot-2013-05-14-at-11.39.54-AM
The Ancient of Days karya William Blake, menggunakan media cat air (sumber: craftsy.com) Pada Abad 18, di kalangan bangsawan Inggris, teknik melukis dengan cat air ini juga sangat marak – terutama di kalangan pelukis perempuan. William Blake, seorang pelukis dari Inggris, pernah menerbitkan beberapa buku puisi yang ilustrasinya dibuat dengan teknik cat air.
Screen-Shot-2013-05-14-at-11.41.23-AM
Dolbadarn Castle karya JMW Turner, menggunakan media cat air (sumber: craftsy.com) Dari Inggris juga muncul nama Joseph Mallord William Turner (1775–1851) – atau yang lebih dikenal dengan nama J.M.W. Turner – yang berhasil membawa teknik melukis ini ke tempat yang lebih tinggi lagi. Lukisan-lukisannya membuat dirinya menjadi seorang jutawan pada saat itu dan dirinya mempunyai galeri pribadi.
Screen-Shot-2013-05-14-at-11.42.27-AM
Upper Geyser Basin karya Thomas Moran, menggunakan media cat air (sumber: craftsy.com) Pada saat yang bersamaan, seorang pelukis dari Amerika Serikat kelahiran Inggris, Thomas Moran membuat beberapa lukisan tentang pemandangan di bagian barat Pegunungan Rocky. Moran juga terpilih menjadi salah satu peserta ekspedisi pertama di tempat yang sekarang dikenal dengan nama “Yellowstone National Park” itu. Cat air adalah salah satu benda yang digunakannya saat itu. Masih banyak lagi nama pelukis terkenal di dunia yang menggunakan teknik melukis dengan cat air ini. Cat air memang medium yang luar biasa karena dalam dapat digunakan untuk membuat hampir semua jenis dan gaya lukisan, mulai dari lukisan abstrak hingga lukisan potret yang membutuhkan detail yang jeli. Hal ini nggak lain disebabkan karena sifat air yang mengalir. Ada banyak sekali teknik melukis dengan cat air, tapi yang paling banyak digunakan orang antara lain adalah:
Washes Ini teknik melukis dengan cat air yang paling mendasar. Caranya adalah dengan membasahi kertas yang akan digunakan, lalu tinggal meletakkan warna di atas permukaan kertas dari atas ke bawah, sebelum akhirnya membiarkan lukisan itu kering secara alami, atau kalau ingin cepat, bisa juga mengeringkannya dengan
dryer. Glazing Hampir mirip dengan
washes, tapi cat yang digunakan harus sangat tipis. Warna yang paling ideal untuk cara ini adalah rose madder (permanent rose), cobalt blue, dan auroline. Setiap
glaze harus kering dulu sebelum ditimpa dengan warna lainnya.
Wet in Wet Proses ini dilakukan dengan mewarnai kertas yang basah dengan kuas berukuran besar atau spons basah. Hasilnya adalah bentuk dan warna yang samar-samar namun indah dan lembut.
Dry Brush Gunakan kuas yang sudah dicelup dalam cat, lalu sapukan kuas ke atas kertas yang kering. Jangan gunakan terlalu banyak air dalam proses ini. Hasilnya adalah efek “kering” di setiap sudut gambar yang dibuat.
Lifting Off Ini adalah proses menghilangkan cat yang sudah disapukan di atas kertas. Begitu lukisan yang kita buat kering, basahkan bagian yang ingin kita “angkat”, lalu serap airnya dengan sehelas kertas tisu. Hasilnya adalah garis dan bentuk yang ujungnya terlihat “keras”.
Dropping in Color Proses ini dilakukan untuk menambahkan warna pada daerah yang basah di sebuah lukisan, agar lukisan itu terlihat lebih membaur dan alamiah. Dari sekian banyak teknik melukis dengan cat air, proses atau cara mana yang paling kamu sukai?
Shortlink: (click to copy)
Related posts:
- Teknik Melukis dengan Cukil Kayu
- Melukis dengan Ristretto
- Melukis dengan iPad dan iPhone
- Melukis dengan Sidik Jari
- Melukis dengan Arang dan Jiwa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya