Kertas, yang ditemukan di Tiongkok di awal abad ke-2 Setelah Masehi, memiliki fungsi yang cukup signifikan dalam keseharian manusia. Dalam perkembangannya, ia tidak melulu sebagai bagian dari tulis menulis, namun juga menjadi prakarya dengan nilai seni yang cukup tinggi. Salah satunya mungkin yang paling popular adalah papier-mâché. Papier-mâché adalah sebuah bahan komposit yang terdiri atas, kertas atau bubur kertas, terkadang juga dipadukan dengan tekstil, dan dipadukan dengan memakai pelekat seperti lem, tepung kanji, atau tempelan kertas dinding. Bagaimana sebenarnya papier-mâché yang tampaknya berbahan dasar yang tidak begitu “berguna” ini bisa menjadi sebuah karya seni? Pada abad ke-8, beberapa tawanan asal Tiongkok tertangkap saat terjadi perang dengan Persia. Mereka dikirim ke Samarcanda, yang saat itu di bawah kekuasaan Jazirah Arab. Saat berada di pengasingan tersebut mereka mengajari penduduk setempat sebuah seni yang terbuat dari kertas, jala ikan lama dan bahan-bahan bekas lainnya. Seni ini kemudian berkembang dan lahirlah paper-mâché. Dari Samarcanda teknik ini kemudian menyebar melalui Damaskus di Moroko. Di akhir abad ke-10, kertas telah secara penuh mengambil alih tugas papyrus dan menjadi popular di Spanyol, Perancis, dan Jerman. Di Italia, papier-mâché mungkin dikenalkan oleh para pedagang Venesia yang kerap melakukan hubungan dagang dengan wilayah Timur. Dari Italia, seni ini kemudian menyebar di Persia dan India. Di paruh kedua abad ke-17, desakan untuk mengimpor lebih banyak papier-mâché datang dari timur. Pengrajin Perancis yang pertama menyadari potensi besar dari kerajinan ini, sehingga kemudian papier-mâché kemudian berkembang dengan pesat dan menjadi seni asal Timur yang kemudian diimitasi menjadi karya ala Eropa. Setelahnya memang telah menjadi sejarah. Sepanjang abad 17 dan 18, papier-mâché berkembang pesat di seluruh Eropa, terutama Inggris. Dan kini papier-mâché menjadi salah satu karya seni yang banyak dikerjakan oleh banyak seniman yang kemudian menorehkan nama mereka sebagai pusat perhatian. Saat ini ada beberapa nama yang cukup signifikan jika kita membahas tentang papier-mâché, dikarenakan karya-karya mereka yang mencolok. Mereka antara lain: Sergio Bustamante
Pria asal Meksiko ini merupakan salah satu nama terdepan dalam seni papier-mâché. Dan Sergio Bustamante sudah berkarya semenjak tahun 1975, sehingga bisa dikatakan ia sudah menghasilkan karya yang cukup berlimpah. Keunikan karya papier-mâché Bustamante adalah menampilkan obek-objek yang dihadirkan dengan semangat fantasi atau dongeng yang kental. Karya-karya yang mungkin terlihat absurdatau aneh atau tidak biasa, namun tetap terlihat indah dan sedap dipandang. Maka siapkan diri dengan putrid duyung atau bulan dengan wajah sebagai salah satu karya yang dipamerkannya. Mélanie Bourlon
Pematung papier-mâché asal Perancis ini biasanya memilih hewan sebagai objeknya. Kelebihan karya-karyanya adalah sifatnya yang sangat naturalistik dan realistik, karena sangat mendekati rupa aslinya. Tapi sebagai twist, tidak jarang ia menghadirkan twist dengan menjadikan hewan-hewan tersebut memakai atribut dan bersikap ala manusia. Tidak heran jika kita menemukan domba yang seperti tersenyum, anjing yang memakai jas atau sapi yang memakai boot. Untuk lebih jauh tentang karya-karyanya bisa dilihat di melaniebourlon.com. Kim Graham
Perupa asal Seattle, Amerika, ini mungkin terkenal karena kreasi patung troll berukuran besar yang dibuat dari kayu yang dikeringkan, kardus sisa dan tentu saja papier-mâché. Kim bersama timnya dengan telaten mengerjakan patung troll tersebut sehingga akhirnya bisa tampil dengan sangat realistik dan terlihat sangat hidup. Mengerikan, sekaligus sedap dipandang. Semoga bermanfaat ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H