Nggak semua orang suka minum kopi, tapi aroma kopi mampu menggoda hampir setiap orang. Tapi ternyata para periset baru-baru ini menemukan bahwa genom dalam setiap tanaman kopi itu berbeda. Bagi mereka yang berkecimpung atau tertarik dalam ilmu biologi, pasti istilah “genom” itu sudah nggak asing lagi. Genom adalah keseluruhan informasi genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme, yang terdiri dari molekul-molekul asam nukelat yang berbeda dan gen-gen. Ribet memang ya kedengarannya? Tapi genom inilah yang membantu para ahli mengambil kesimpulan apa yang membuat aroma kopi menjadi istimewa. Mereka melakukan penelitian khusus terhadap coffea canephora, yang kita kenal sebagai kopi jenis robusta. Robusta diproduksi 30% di seluruh dunia, dan ditemukan bahwa robusta memiliki keluarga gen yang lebih besar yang berhubungan denga produksi komponen alkaloid dan flavonoid. Komponen inilah yang membuat aroma kopi sangat unik, juga berpengaruh pada rasa pahit pada kopi. Tanaman kopi adalah tanaman yang nggak disukai oleh hewan atau serangga pemakan tanaman karena kadar kafeinnya yang tinggi. Bahkan ketika daun kopi jatuh ke tanah dan kompenen kafeinnya terserap, kuman tanaman pun enggan untuk melahapnya. Buat kamu yang rumahnya sering dikunjungi tikus maupun kecoa, coba deh taburkan bubuk kopi di tempat-tempat mereka biasa nongol. Sementara itu, kadar kafein yang tinggi pada tanaman kopi inilah yang membuat kita, manusia, menyukainya – terutama karena aromanya yang begitu menggugah. Kopi yang diseduh mengandung sekitar 800 spesies molekul yang memperkuat aroma kopi, sementara anggur hanya mengandung sekitar 150 spesies molekul. Ini menjelaskan mengapa aroma anggur atau wine nggak sekuat kopi. Lalu ada sebuah zat yang bernama aldehydes yang terdapat dalam kopi yang turut menyumbangkan aroma. Semakin baik kualitas biji kopi, semakin tinggi kadar aldehydes-nya. Salah satu hal yang menurut Kopling menyenangkan saat membeli biji kopi berkualitas baik adalah bisa menghirup keharuman aroma kopi yang keluar dari lubang kemasan biji kopi tersebut. Sayangnya, pada saat penyeduhan 50% dari aroma yang nikmat ini hilang hanya dalam waktu 15 menit. Waktu menjadi pembicara di British Science Festival di Aberdeen, seorang profesor yang bernama Barry Smith dari University of London mengatakan bahwa manusia mempunyai dua indra penciuman. Yang pertama adalah ketika kita menghirup udara, dan yang kedua adalah ketika kita mengeluarkan udara dari hidung kita. Sementara lidah kita mempunyai sensornya tersendiri. Sekitar 80% dari apa yang kita rasakan sebenarnya berasal dari bau yang diterima oleh indra penciuman kita. Karena itulah, aroma kopi memang lebih mampu menggoda ketimbang rasanya. Bukan hanya kopi, tapi lavender dan coklat juta mengalami proses yang sama ketika melalui hidung kita. Sejauh ini, menurut kamu, kopi apa yang aromanya paling nikmat?
Shortlink: http://bit.ly/1uHf6rW
Related posts:
- Mengapa Kopi Membahagiakan?
- Aroma Koffie Fabbriek
- Mengapa Produk Handmade Mahal?
- Ma Liuming yang Sangat Kontroversial
- Membedah Kopi Dalam Cangkir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H