Apa yang ada di kepala kita, ketika kita mendengar kata “buas” atau “liar”? Bukan hal-hal yang menyenangkan sepertinya. Kita mungkin akan jadi membayangkan binatang-binatang liar di hutan, kematian, kesedihan, ketakutan, dan hal-hal yang nggak menyenangkan lainnya. Padahal, dalam setiap ketidaknyamanan, ada keindahan tersendiri di sana. Setidaknya, rasa nyaman itu nggak akan ada tanpa rasa nggak nyaman. Ya kan? Amy Dover, seorang ilustrator yang berasal dari Inggris, dapat menangkap kegelisahan-kegelisahan ini dengan sangat baik dan menuangkannya ke dalam goresan-goreng pensilnya di atas kertas. Amy mengeksplorasi keinginan sejati yang jujur dari bangsa manusia dan binatang, dan menggabungkannya dengan kisah-kisah tradisional. Melalui karakter-karakternya yang gelap, dengan nada yang melankolis, Amy mengundang para penikmat karyanya untuk memasuki sebuah dunia baru, yang di dalamnya ada tantangan untuk memandang persepsi yang selama ini dalam kepala kita menjadi sesuatu yang baru. Karya-karya Amy diinspirasi oleh masa kecilnya. Amy tumbuh di sebuah desa kecil di utara Inggris, dan Amy kecil sering bermain di dalam hutan, juga membaca cerita-cerita rakyat, mirip seperti Edwin Ushiro, tapi dengan cara implementasi yang berbeda. Alamlah yang menjadi inspirasinya, selain kecintaannya terhadap lukisan-lukisan era Victoria dan sejarah. Bukan hanya itu, Amy juga penyuka musik dan puisi. Bayangkan ketika semua unsur itu tergabung menjadi serangkaian lukisan! Amy Dover sudah sering mengadakan pameran sejak tahun 2008 – saat dia baru lulus pada musim panas di tahun itu – baik dalam kelompok maupun pameran solo dan dunia internasional sudah mengakui keberadaan dan karyanya. Amy sangat menaruh perhatian terhadap detil ketika melukis dengan pensil. Gambar memang lebih banyak berbicara dibanding ribuan kata, dan itu yang kita rasakan ketika melihat karya Amy.
Sisi-sisi gelap alam yang liar, dalam dunia yang tersembunyi, manusia dan binatang, semua mempunyai keindahan yang selintas terkesan menakutkan. Amy seolah-olah ingin mengatakan bahwa bahkan kematian pun punya “perasaan”. Seperti itulah kira-kira.
Kematian dan liarnya alam nggak perlu membuat kita merasa takut. Coba kita belajar melihat sisi lainnya, bahwa tanpa kematian nggak akan ada hal baru yang akan lahir. Tanpa kebuasan nggak akan ada kelemahlembutan. Bisakah kita melihatnya dengan cara seperti itu? Coba melihatnya dengan mata hati kita, nanti kita dapat mengerti, bahwa dunia ini nggak seseram yang kita duga. Jadi, untuk apa takut? Website: amydover.com Twitter: @AmyDoverDraws
Shortlink: (click to copy)
Related posts:
- American Gothic: Dari Seram Jadi Lucu
- Kesayangan Para Pelukis Kelas Dunia
- Dunia dalam Kepala Larry Carlson
- Pemimpin Dunia yang Berdarah Seni
- Menggambar di Atas Peta Dunia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H