Beberapa waktu lalu saya plesir ke Singapura. Mumpung lagi di sana, saya menyempatkan diri untuk mampir ke beberapa galeri dan museum sebagai bagian dari tugas dinas Kopi Keliling. Walau itungannya bayar sendiri, cuma buat Kopling, semua rela dilakukan. Setelah sekian lama gak berkunjung ke Singapura, cukup pangling juga saya melihat segala perubahan pesat yang ada, khususnya segala man made marvels yang mereka ciptakan dengan hebatnya. Seperti segala atraksi wisata, hinggaicon-icon baru yang bikin patung Merlion yang jaman dulu tenar, menjadi ciut bak seekor anak kucing. Tapi karena tugas dinas Kopi Keliling itu memandatkan saya untuk mengunjungi tempat-tempat “nyeni”, jadi atraksi wisata dan lain-lainnya itu tidak akan saya bahas di sini. Ngomong-ngomong soal seni menyeni, konon katanya (dari yang saya denger-denger) Singapura itu salah satu tempat orang belanja karya seni terbesar di Asia. Makanya jumlah galeri dan museum di sana tergolong banyak buat ukuran negara sebesar kota Jakarta. Sampai-sampai, berbagai karya seniman besar dunia pun sering mampir di sini. Salah satunya adalah Andy Warholyang karya-karyanya dipamerkan di ArtScience Museum yang berlokasi di area Marina Bay Sands. Museum ini diresmikan pada bulan Februari 2011, jadi lumayan baru untuk ukuran museum. Menurut bung Wiki, konsep bangunan museum seluas 6.000 meter persegi ini menggambarkan sebuah bunga teratai yang membentuk sebuah tangan. Bangunan yang didesain oleh Moshe Safdie ini juga sering disebut dengan “The Welcoming Hand of Singapore”. Memang sih, bangunan ini salah satu bangunan unik pertama yang bisa kita lihat ketika masuk ke pusat kota kalau dari arah bandara. Selain berisi pameran permanen, bangunan ini ditujukan untuk menjadi tempat pamer tur seni internasional yang dikurasikan oleh museum lain.
15 Minutes Eternal
Hari itu lumayan ramai di ArtScience Museum. Entah karena Andy Warhol, atau karena pameran Harry Potter yang sedang berlangsung juga di sana. Seharusnya harga tiket untuk nonton pameran Warhol itu 15 SGD (kalau paketan sama Harry Potter jadi 28 SGD), tapi entah karena apa sesungguhnya, hari itu pamerannya gratis! Alhasil saya pun beli tiket Harry Potter sekalian (penasaran).
419778_402821449776906_1263183516_n
221841_402822793110105_748124746_n
Sayangnya enggak boleh foto di ruang pamer, moga-moga penjelasan secara tulisan dan foto karya hasil
googling bisa sedikit memberikan gambaran seperti apa pamerannya. Karena bentuk bangunannya bundar, jadi
layout ruang pamernya itu mutar, kali ini
counterclockwise mulai dari jam 6.
Layout dibagi menjadi beberapa area, sesuai dengan tahun dan tahapan hidup dari Andy Warhol.
1940-1950 – Early Life
Di area ini kita akan diajak berkenalan dengan Andy Warhol di masa muda. Mungkin karena penyakitnya,Syndenham’s Chorea, Warhol jadi kurang suka berinteraksi dengan orang lain. Makanya dia lebih suka menghabiskan waktunya dengan corat-coret dan menggambar. Ada puluhan gambar dan sketsa dipamerkan di ruangan ini.
387989_402827999776251_750117954_n
Warhol memang terkenal dengan gaya
silk-screen nya. Cuma, di beberapa karya awal Warhol kita akan lebih banyak menjumpai media seperti bolpoin, pensil,
graphite, dan tinta yang di
trace ulang dengan
blotting paper (teknik Blotted Line ciptaannya). Alat-alat ini bisa kita lihat semua di sebuah kotak di dekat pintu masuk, lengkap dengan periode waktunya. Presentasi yang simpel tapi informatif. Dari muda Warhol nampaknya sudah berusaha mencari keindahan. Karena tulisannya jelek, Warhol muda suka berkolaborasi dengan ibunya. Seperti pada karya di atas yang berjudul
‘Untitled’ – Sam (Kanan) yang menggunakan tulisan tangan ibunya. Lalu masuk ke ruangan berikutnya, kita akan melihat banyak karya Andy Warhol yang berhubungan dengan sepatu. Selain
commissioned artworks dari beberapa
brand sepatu yang dikerjakannya,ada juga karya patung “pertama” Warhol berjudul
‘Shoe’.
427235_402836796442038_387351986_n
530964_402840876441630_926047043_n
1960 – The Factory Years
Di era inilah masa peralihan Andy Warhol dari commercial art ke business art. Karya iconic seperti ‘Campbell’s Soup Can’ dan foto selebriti seperti Liz Taylor dan Marilyn Monroe diciptakannya pada saat itu.
394466_402843929774658_1065971074_n
Kalau dipikir-pikir pola kerja Warhol tergolong mudah. Dengan memakai foto yang dia dapatkan dari berbagai sumber, kemudian di “cetak ulang” dengan menggunakan teknik
silk-screen. Dengan gaya Warhol tentunya. Kayaknya dia emang suka
browsing-browsing majalah (untung eranya belom ada internet, kalau sekarang kan cenderung kebanyakan cari referensi bikin karyanya jadi bingung sendiri), selain yang indah-indah, di era ini Warhol juga menjumpai banyak berita/image/realitayang kurang enak. Berita kematian dan bencana yang banyak diulas di media masa saat itu seakan menjadi sebuah
voyeurism, membuat para ‘penikmat’ beritanya cenderung tidak responsif terhadap kekerasan, bahkan malah menjadi spektator.
255353_402849753107409_2065670752_n
‘Suicide (Silver Jumping man), 1963, adalah salah satu karya dari
‘Death And Disaster series’ Warhol yang dipamerkan di sana. Selain itu ada karya yang mengambil tema aborsi, dan juga
portrait seorang kriminal. Setelah cari-cari tau sedikit, ternyata karya Warhol yang paling mahal terjual malah dari
genre ’dark’ ini. Karya
‘Green Car Crash’misalnya, laku terjual di balai lelang New York senilai 71,7 juta USD!!!. Lanjut ke ruangan berikutnya kita akan menjumpai replika
‘Silver Factory’ dan
‘Silver Clouds’. Di ruang ‘Silver Factory’ isinya adalah beberapa karya dalam bentuk video dari Warhol. Salah satunya adalah ‘Eat’, sebuah film berdurasi 45 menit yang menggambarkan seorang
Robert Indiana (doi
pop artist juga) makan jamur…. Yang ‘Silver Clouds’ isinya replika balon-balon
silver yang sama dipakai di
Leo Castelli Gallery saat pertama kali dipamerkan pada tahun 1966. Mungkin
helium nya kebanyakan, jadi lebih banyak yang melayang di langit-langit daripada yang melayang di tanah. Tapi seru. Bisa dipukul, ditendang, dll. Sayang ga bisa dibawa pulang. Ohh, di samping area balon ada sebuah
photo box dimana kita bisa foto-foto seperti karya
photo boxnya Warhol, lengkap sama aksesorisnya (jadi inget
rghit pclae)
420060_402854576440260_452156630_n
1970 – Exposures
Masa ini bisa dibilang masa yang paling glamor menurut saya. Isinya foto-foto polaroid artis-artis, orang terkenal, dan lain-lainnya. Yaah, temen-temen asik nya si Andy lah pokoknya. Selain itu juga foto self portraits juga banyak tercipta. Karena lagi jamannya Polaroid juga yang memengaruhi karya-karya yang tercipta pada masa itu.
295124_402859799773071_1606326037_n
Yang menarik di sini adalah (menurut saya) dengan semakin terkenalnya Warhol, dengan segala ke glamoran hidupnya saat itu, di saat yang bersamaan, dia jadi semakin
insecure dengan dirinya sendiri. Dari beberapa keterangan karya yang ada sepertinya sang kurator berusaha memberikan visual proses Warhol untuk mencari-cari keindahan, kesempurnaan versi dia. Selain itu ‘waktu’ / “menangkap waktu” juga nampaknya menjadi suatu yang sangat menarik baginya.
‘Time Capsule’, sebuah proyek obsesifnya, mengumpulkan beragam barang aneh-aneh juga ditampilkan di sana. Replika doang sih, cuma lumayan lah dapet
feel-nya. Konon katanya kita bisa lihat 1
time capsule asli yang isinya puluhan majalah, dll. Cuma nampaknya saat itu gak liat ya.
1980 – The Last Supper
Salah satu karya masterpiece pada masa ini yang dipamerkan di ArtScience Museum adalah ‘The Last Supper’. Konon katanya, ini adalah karya penggabungan segala influence selama karirnya sebagai seniman (dari advertising, pop culture, hingga introspeksi keimanannya).
539102_402864189772632_1018151087_n
Tapi yang paling menarik bagi saya adalah (ternyata, baru tau) Warhol sempat membuat karya anak-anak (ketauan dulu belajar sejarah Pop Art gak kelar hehehe). Presentasinya cukup unik. Ketika masuk ruangan kita akan menjumpai sebuah lorong dengan ada tulisan (kalau gak salah ingat) “Andy nyiapin sesuatu yang spesial buat kamu di ujung lorong ini” (anggap saja begitu ceritanya). Untuk masuk, kita harus merangkak sih. Repot juga ya. Cuma ternyata, di ujung lorong itu ada serangkaian karya Warhol yang dibuat untuk
Bruno Bischofberger, seorang
art dealer dari Zurich. Ceritanya dia minta Warhol untuk bikin karya untuk anak-anak. Akhirnya Warhol bikin sebuah
wallpaper bergambar ikan silver yang sedang berenang di
background berwarna biru. Karya-karyanya dipasang sesuai dengan
eye level anak kecil berusia 3-5 tahun. Replika set pameran di Zurich tahun 1983 ini dibuat kembali di sana.
377014_402872539771797_91997263_n
Selain itu ada juga sebagian dari karya serial
‘Endangered Species’ juga dipamerkan di sana. Rangkaian karya ini adalah
commissioned project dari
Ronald dan Frayda Feldman. Mereka adalah aktivis yang juga mendukung proyek seni inovatif dan instalasi melalui galeri seninya.
224302_402873629771688_1610362061_n
Sebuah
ending yang baik untuk karir seorang Andy Warhol menurut saya. Walau terlampau cepat dipanggil sama yang di atas, kayaknya sih untuk segi pencapaian, Warhol udah punya segalanya. Kalau katanya kan
“In the future, everyone will be world-famous for 15 minutes,” tapi ternyata untuk kasus dia jadinya
15 Minutes Eternal. Secara keseluruhan sih sangat memuaskan bagi saya. Presentasi karya, lokasi yang mendukung, atribut pendukung seperti
audio visual guide, sampai penjelasan karya dalam bentuk
braille, semuanya tertata dengan rapih, sesuai dengan kotanya. Sayangnya waktu gak banyak, jadi untuk menikmati karya-karyanya cuma sekitar 1 jam setengah. Tapi pamerannya masih diperpanjang sampai bulan Oktober kalau gak salah. Siapa tau ada rejeki, pengen sekali lagi liat, mungkin nanti siapin kamera tersembunyi biar dapet
footage asli hehehe. Informasi lebih lanjut, kamu bisa lihat di sini:
marinabaysands.com Artikel oleh:
@RaymondMalvin Shortlink: (click to copy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya