Mohon tunggu...
Zulfihadi
Zulfihadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - CEO CV. Maraqdia Putra Agung

Kebahagiaan adalah pangkal keimanan, kesehatan dan kekayaan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Filosofi Kopi dalam Dunia Bisnis

16 November 2020   19:28 Diperbarui: 16 November 2020   20:00 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika tunas kelapa dengan segala makna simboliknya dijadikan simbol oleh gerakan Pramuka, maka PKI (Penggiat Kopi Indonesia) dalam kesepakatan tidak tertulisnya mengangkat kopi dan segenap philosofinya sebagai pegangan menjalani hidup.

Bahwa tidak ada kesempurnaan mutlak dalam dunia kopi, selain DIA yang menghadirkan kopi di muka bumi. Elevasi dan ekologi semata tidak menjamin kualitas biji kopi. Demikian juga rantai proses yang lain tidak bisa menjadi jaminan tanpa sinergitas dari keseluruhan process chain.

Lebih ekstrim lagi jika kita tiba pada pemahaman bahwa pada dasarnya tidak ada kopi yang enak, yang ada adalah kopi yang tepat di lidah yang tepat pula. Pemahaman pada tingkat inilah yang menyebabkan geliat dunia per-kopi-an senantiasa dinamis seiring perkembangan manusia.

Apakah dalam dunia kopi ada persaingan?. Jawabannya tidak. Persaingan hanya diciptakan untuk menggambarkan interaksi  antar pelaku kopi saat tegang. 

Sementara kopi, tetap saja adem ayem dan santuy mencari lidah-lidah komunitas penikmatnya. Cobalah bawa kopi yang pahitnya menggigit ke Timur Tengah, niscaya akan tersingkir dari meja saji sebab lidah komunitas mereka pada umumnya lebih dimanjakan dengan kopi semerbak, lembut dengan keasaman yang membelai. 

Atau sebaliknya, bawalah kopi yang asam ke pasar Amerika Latin. Tentu tak banyak dilirik, sebab lidah mereka kebanyakan cenderung penyuka pahit yang menghentak bisa jadi karena ditempa oleh kerasnya perjuangan dan revolusi.

Kesimpulan dari tulisan singkat ini adalah mengajak para PKI Sulbar untuk terus bersemangat, bergandeng tangan untuk menghadirkan keragaman cita rasa kopi khas Sulawesi Barat tanpa adanya dikotomi dan peng-anak tiri-an. Sulawesi Barat ini kaya dengan kopinya, bung !!!.

Nb: Tulisan ini semata-mata didedikasikan untuk perkembangan kopi Sulawesi Barat yang lebih mensejahterakan semuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun