Mohon tunggu...
Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Mohon Tunggu... Freelancer - UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Film Solidaritas Feminisme Debutan Anakku

9 Mei 2020   06:20 Diperbarui: 9 Mei 2020   06:23 1461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah saatnya untuk terus memberikan semangat dan dukungan penuh kepada film-film karya anak negeri. Apresiasi terhadap karya anak negeri baik berupa karya sinema layar lebar hingga film pendek (short movie), tentunya akan menjadi pelecut prestasi mereka untuk menghasilkan karya yang lebih baik. 

Rekomendasi film tema solidaritas kali ini saya pilihkan sebuah karya anak negeri dalam film pendek (short movie) dengan judul "Seharusnya BEBAS!" Film ini merupakan debutan anakku sebagai scriptwriter (penulis naskah). 

Sebagaimana karaktrer dari film pendek yang simpel namun kompleks, "Seharusnya BEBAS!" sukses merangkum cerita dengan kemasan yang menarik dan padat isi. 

Film pendek ini ditulis oleh Nikita Istigfara, disutradarai Naufal Prasetya, dengan produser Gigih Muhamad serta digarap oleh Rumah Produksi Adaka Films. 

Film yang berkisah tentang solidaritas keluarga dalam meringankan beban penderitaan cukup menggelitik dengan keunikan budaya lokal yaitu menggunakan dialog berbahasa Jawa yang dilengkapi dengan subtitle-nya.

Tentunya, pemilihan dialog Bahasa jawa mampu memberikan nilai lebih dengan tujuan mengangkat kearifan dan budaya lokal. Tak sia-sia perjuangan mereka para sineas muda menggarap film ini hingga memperoleh penghargaan lokal dalam Malang Film Festival untuk kategori film isu sosial terbaik.  

Sebagai wahana penyampaian ide dan kritik sosial, film pendek (short movie) memang cukup efektif mengemas isu sosial yang kerap terjadi di masyarakat dalam lintas adegan pendek, padat dan sarat makna.  

"Seharunya BEBAS!" berkisah tentang Jiwa korsa dan solidaritas keluarga sebagai wujud  rasa hormat, kesetiaan, kesadaran, dan semangat kebersamaan dalam menghadapi masalah. Solidaritas anggota keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam membina keutuhan rumah tangga.

Dikisahkan Liana (Geofita Syajarotul) yang tak kesampaian kuliah Sastra Indonesia itu dengan semangat baja terus mengasa kemampuan menulis puisinya hingga sukses memenangkan festival puisi dengan hadiah uang tunai yang cukup lumayan.  

Sedang sang bapak (Anang Umar) dihantui trauma tentang perkuliahan.  Dengan biaya mahal yang pernah ia keluarkan, nyatanya hanya membuat anak satunya lagi, si sulung, Dina (Ismaya Priska) jadi stres dan gila. 

Dina yang gila telah lama dipasung di rumah. Dina gagal mencapai cita-citanya. Dengan bukti nyata di depan mata, sang bapak makin skeptis terhadap tujuan perkuliahan yang ujung-ujungnya jadi pengangguran, stres dan gila. Bahkan, sang bapak sempat memertanyakan keadilan negara.  

 Kehidupan ekonomi yang pas-pasan ditambah lagi dengan lilitan hutang rentenir, membuat Liana makin semangat membuat puisi walau bapaknya keras menghalangi kebebasannya dan ekspresi jiwa sastranya. Jiwa feminisme Liana siap berontak melawan patriarki bapaknya yang egois dan menjarah kebebasan berkaryanya itu. 

Akhirnya, terbukti bahwa jiwa korsa, rasa solidaritas tinggidan usaha keras dari Liana mampu menyelesaikan masalah hutang rentenir bapaknya. Rasa solidaritas dan jiwa korsa tersebut telah mengajari bapaknya bahwa kebebasan dan rasa tanggung jawab adalah dua hal yang mampu meruntuhkan kerasnya ego patriarki, prasangka buruk dan diskriminasi seksis. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun