Kehidupan ekonomi yang pas-pasan ditambah lagi dengan lilitan hutang rentenir, membuat Liana makin semangat membuat puisi walau bapaknya keras menghalangi kebebasannya dan ekspresi jiwa sastranya. Jiwa feminisme Liana siap berontak melawan patriarki bapaknya yang egois dan menjarah kebebasan berkaryanya itu.Â
Akhirnya, terbukti bahwa jiwa korsa, rasa solidaritas tinggidan usaha keras dari Liana mampu menyelesaikan masalah hutang rentenir bapaknya. Rasa solidaritas dan jiwa korsa tersebut telah mengajari bapaknya bahwa kebebasan dan rasa tanggung jawab adalah dua hal yang mampu meruntuhkan kerasnya ego patriarki, prasangka buruk dan diskriminasi seksis.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H