Mohon tunggu...
Stress Berat
Stress Berat Mohon Tunggu... -

Kontroversi adalah namaku. Itu saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sebaiknya Menteri Agama Diganti

10 Juli 2013   14:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:45 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernyataan menteri agama yang menyatakan bahwa seandainyapun biaya sidang Isbat itu sebesar 9 miliard adalah biaya yang kecil menunjukan arogansi dan tidak empatinya seorang pemimpin terhadap beberapa hal.

1.Menunjukan arogansi dan kesombongan terhadap nilai uang,apapun analoginya bagi 200 juta rakyat Indonesia nilai 9 miliar itu adalah nominal yang besar. Buktinya para koruptor yang mengkorupsi dibawah itu aja ditangkapin. Sisi yang lain arogansi nya adalah menunjukan bahwa kekayaan dia pasti sangat jauh diatas 9 miliard sehingga nominal segitu dianggap kecil.

2.Dengan meremehkan nilai uang sebesar itu terkesan tidak berempati dengan meningginya harga akibat kenaikan BBM dan awal Puasa terhadap daya beli masyarakat.

3.Kata kata seorang pemimpin itu harusnya lebih bijaksana bukan malah meremehkan atau merendahkan,harus berani meminta maaf, sekalipun katanya bahwa biaya yang dikeluarkan ga sampai 200 juta karena hanya untuk biaya makan aja, rapat apaan sih sampe makan aja hampir dua ratus juta? Kalo duit segitu dibuat acara buka puasa bersama kan lumayan banyak yang bisa makan gratis daripada cuman buat sidang isbat.

Saya tidak mengecilkan essensi dari sidang tersebut tetapi apakah memang sepatutnya sidang isbat bernilai 9 Miliard rupiah?

Kalo menteri nya seperti ini sarannya adalah  sebaiknya segeralah diganti dengan yang benar benar berpihak minimal berempati pada rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun