Desing  angin segar kala menancap pusaran emosi jiwa
Membahana semesta langit bergetar
Dari balik jendela ideologi, tampil kepermukaan wajah-wajah pribumi nan ganas beringas
Laksana anjing mengintai, menggongong mengejar mimpi
Siang malam, sunyi pekat berbilur membias angkasa
Tercerai-berai satu persatu di hari tanpa senyum itu
berserakan sepanjang jalan, membisu dari lorong ke lorong
Kala Medan perang mula-mula terhenti dari para pasukan pagar besi
Kala teriakan kebabasan itu diam seketika oleh tembakan gas air mata
Lalu dimanakah saudaramu yang sebagaian?
Dengan siapakah mereka pergi ?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!