Mohon tunggu...
Konsentrasi Moneter2020
Konsentrasi Moneter2020 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Konsentrasi Moneter angkatan 2020, Jurusan S1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menilik Green Finance dan Stabilitas Keuangan di Indonesia

10 November 2023   07:15 Diperbarui: 10 November 2023   07:26 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peningkatan suku bunga ini juga harus dapat dinikmati oleh perusahaan hijau (green firm) melalui skema green finance yang telah dibahas sebelumnya. Investor lokal maupun asing sangat berpotensi untuk meletakkan dananya pada perusahaan atau proyek ramah lingkungan. Meskipun demikian, profit atau keuntungan yang didapat pada perusahaan atau proyek ramah lingkungan tersebut tentu tidak sebesar perusahaan pada umumnya.

Pada penerapannya di Indonesia, kebijakan makroprudensial yang ada hingga saat ini telah menerapkan sejumlah upaya untuk mendukung transisi menuju ekonomi hijau atau berkelanjutan. Kebijakan tersebut dapat tercermin pada kebijakan LTV hijau, RPIM hijau, serta insentif makroprudensial hijau.

Bank Indonesia memberikan bantuan kepada perusahaan yang bergerak pada sektor ramah lingkungan, serta memberikan bantuan ataupun keringanan kredit pada pembelian kendaraan bermotor listrik di Indonesia. tak hanya itu, bank Indonesia juga memberikan bantuan kepada UMKM sebagai upaya mewujudkan UMKM hijau di Indonesia.

Tak dapat dipungkiri, penerapan green finance di Indonesia masih perlu dipantau lebih lanjut pada efektivitasnya. Pada masa transisi ini, dalam mencapai ekuilibrium baru tetap membutuhkan waktu. Namun, sesuatu hal yang pasti, dalam jangka panjang, green finance ini akan memunculkan ekuilibrium baru dalam tatanan transmisi ekonomi menuju ekonomi hijau di Indonesia. Hal ini tentunya juga berlaku untuk tatanan stabilitas sistem keuangan yang ada di Indonesia. Green finance maupun green economy akan mampu mengurangi dampak dari karbonisasi yang selama ini telah terjadi melalui penerapan instrumen kebijakan moneter maupun makroprudensial.

Sesuai realitasnya, penerapan green finance di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun, dapat dilihat juga bahwa green finance masih belum bisa dioptimalkan sebagaimana mestinya. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat serta para pengusaha yang masih kurang diminati di Indonesia. Masih banyak perusahaan ataupun proyek tertentu yang masih mengutamakan keuntungan mereka dan mengesampingkan kelestarian lingkungan maupun perubahan iklim.  Dengan begitu, maka Bank Indonesia dan juga pemerintah perlu untuk melakukan sosialisasi lebih lanjut untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi serta manfaat dari adanya green finance di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun