Dunia menghadapi tantangan lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menuntut perubahan yang transformatif. Perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan penipisan sumber daya mengancam keberlanjutan lingkungan disekitar kita dan berdampak terhadap kesejahteraan penghuninya. Untuk mengatasi masalah ini, inovasi hijau telah muncul sebagai pendorong utama masa depan yang berkelanjutan. Inovasi hijau mencakup pengembangan dan pengadopsian teknologi, praktik, dan model bisnis baru yang mengurangi dampak lingkungan serta meningkatkan ketahanan sistem alam dan manusia. Hal ini didasarkan dari sumber energi terbarukan hingga pertanian berkelanjutan dan transportasi ramah lingkungan, solusi inovatif membentuk kembali industri dan merombak prioritas. Namun, untuk memastikan bahwa transformasi ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga inklusif, kita harus mendorong ekonomi yang bermanfaat bagi semua. Dalam artikel opini ini, kami akan mengeksplorasi peran penting inovasi hijau dalam menciptakan ekonomi hijau yang inklusif, yang memastikan keberlanjutan lingkungan dan kesetaraan sosial.
Ekonomi hijau inklusif adalah ekonomi yang memberikan peluang dan manfaat bagi semua orang, tanpa memandang status sosial ekonomi atau lokasi geografis. Ini adalah ekonomi yang tidak meninggalkan siapa pun dalam transisi menuju masyarakat yang rendah karbon dan hemat sumber daya. Ini adalah ekonomi yang memberdayakan orang-orang dari semua latar belakang untuk berpartisipasi serta mendapatkan manfaat dari ekonomi hijau. Untuk mencapai visi ini, kita harus mengatasi tantangan-tantangan yang ada diantaranya sebagai berikut:
1. Akses yang terjangkau: Teknologi hijau harus dibuat terjangkau dan dapat diakses oleh masyarakat luas, terutama mereka yang paling rentan terhadap dampak degradasi lingkungan dan kemiskinan energi. Hal ini membutuhkan penawaran insentif dan subsidi untuk instalasi energi bersih, selain itu penting bagi pembuat kebijakan untuk menciptakan program bagi keluarga berpenghasilan rendah untuk mengakses perumahan hemat energi, dan memberikan hibah untuk pembelian kendaraan listrik (dengan syarat, sarana dan prasarana kendaraan listrik sudah mumpuni). Inisiatif-inisiatif ini tidak hanya membantu melindungi lingkungan tetapi juga menghemat uang bagi mereka yang paling membutuhkannya, mengurangi tagihan energi dan meningkatkan standar hidup mereka.
2. Pendidikan dan Pelatihan: Ekonomi hijau yang inklusif membutuhkan tenaga kerja hijau yang inklusif juga, yang mana harus dilengkapi dengan keterampilan dan pengetahuan untuk berkembang dalam ekonomi hijau. Hal ini membutuhkan investasi dalam program pendidikan dan pelatihan yang mempersiapkan individu untuk pekerjaan hijau di masa depan, seperti insinyur, teknisi, manajer, dan wirausahawan di sektor hijau. Dengan memberikan kesempatan yang sama untuk pengembangan keterampilan, kami memberdayakan orang-orang dari semua latar belakang untuk berkontribusi pada ekonomi hijau dan mendapatkan manfaat dari pertumbuhannya.
3. Kewirausahaan Hijau: Mendorong kewirausahaan hijau dapat membuka jalan baru bagi pertumbuhan ekonomi dan inovasi, terutama di negara-negara berkembang dan masyarakat yang terpinggirkan. Dukungan untuk perusahaan rintisan (start up) dan usaha kecil yang berfokus pada keberlanjutan sangat penting, karena mereka tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi di berbagai komunitas. Bisnis semacam itu dapat menawarkan solusi inovatif untuk masalah lingkungan dan sosial setempat, seperti pengelolaan limbah, pemurnian air, dan pembangkit energi terbarukan.
4. Keadilan dalam Pengambilan Keputusan: Dalam pengembangan dan implementasi kebijakan untuk proyek ramah lingkungan, sangat penting untuk memastikan bahwa masyarakat yang terpinggirkan memiliki suara dan ikut andil dalam proses pengambilan keputusan. Komunitas-komunitas ini sering kali terkena dampak yang tidak proporsional dari isu-isu lingkungan dan memiliki kapasitas yang paling rendah untuk mengatasinya. Mereka harus diberdayakan untuk membentuk solusi yang memengaruhi kehidupan dan mata pencaharian mereka, memastikan bahwa kebutuhan dan preferensi mereka diperhitungkan. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan mereka dalam konsultasi, perencanaan partisipatif, dan penciptaan bersama solusi ramah lingkungan.
5. Pertanian Berkelanjutan dan Ketahanan Pangan: Inovasi hijau yang inklusif bisa meluas ke ranah pertanian berkelanjutan, hal ini memastikan bahwa masyarakat memiliki akses ke makanan segar, bergizi, dan diproduksi secara lokal. Inisiatif yang dilakukan bisa seperti pertanian perkotaan, kebun komunitas, dan dukungan untuk petani skala kecil yang berkontribusi pada ketahanan pangan dan mengurangi jejak karbon dari pasokan makanan kita. Inisiatif-inisiatif tersebut juga dapat meningkatkan ketahanan masyarakat pedesaan dan perkotaan terhadap perubahan iklim dan guncangan lainnya, seperti pandemi dan bencana alam.
6. Circular Economy: Transisi menuju ekonomi sirkular, di mana produk dan bahan digunakan kembali, didaur ulang, atau bahkan digunakan kembali, merupakan elemen kunci lain dari ekonomi hijau yang inklusif. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi limbah dan melestarikan sumber daya, tetapi juga menawarkan peluang ekonomi bagi berbagai pemangku kepentingan, seperti pemulung, pendaur ulang, dan produsen. Circular Economy juga dapat mendorong inklusi dan kohesi sosial, karena mendorong kolaborasi dan berbagi di antara berbagai pelaku dan sektor.
7. Kerja Sama Global: Perubahan iklim dan degradasi lingkungan adalah tantangan global yang membutuhkan solusi global. Ekonomi hijau yang inklusif juga berarti bekerja sama dalam skala internasional, mendukung negara-negara berkembang dalam transisi mereka menuju ekonomi yang lebih hijau, dan berbagi kemajuan teknologi untuk kepentingan semua orang. Hal ini membutuhkan peningkatan tata kelola global dan mekanisme kerja sama yang konkrit, seperti Paris Aggrement, Sustainable Development Goals, dan Green Climate Fund. Hal ini juga membutuhkan pengembangan solidaritas dan pembelajaran bersama di antara semua negara dan wilayah, bertukar praktik terbaik dan pelajaran yang didapat dalam inovasi hijau.
Dari sini dapat saya simpulkan bahwa inovasi hijau merupakan salah satu alat yang ampuh untuk menciptakan ekonomi hijau yang inklusif, yang memastikan keberlanjutan lingkungan dan kesetaraan sosial. Dengan mengatasi tantangan dan peluang yang diuraikan di atas, kita dapat membuka jalan menuju masa depan yang lebih sejahtera dan tangguh bagi kita semua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI