Suami Istri Bisa Berbisnis Bersama?
Rani (35) dan Toni (35) sudah dua tahun ini menjalankan bisnis kedai kopi. Keputusan Toni berhenti dari pekerjaan setahun lalu adalah keputusan mereka bersama. Semata-mata untuk mengembangkan bisnis kedai kopi yang sudah dirintis Rani terlebih dahulu.
Setelah bergabung, Toni banyak memberikan perubahan-perubahan dalam kedai kopi, termasuk menu minuman yang ditawarkan. Bahkan, Toni sempat belajar menjadi barista, yang biayanya menurut Rani cukup mahal.
Semangat Toni selalu membuat racikan kopi baru di kedai mereka, sebenarnya tidak sejalan dengan prinsip Rani yang justru hanya ingin menjual minuman kopi yang jelas-jelas sudah terbukti menjadi favorit pelanggan kedai kopinya. Gara-gara ini, perbedaan keduanya menjalankan bisnis ini semakin hari semakin meruncing dan membuat mereka kerap berselisih paham hingga memperburuk hubungan pernikahan mereka.
Belum lagi ambisi Toni yang meminjam banyak uang di Bank untuk melakukan berbagai investasi yang menurut Rani sangat berlebihan dan belum tentu bisa menambah keuntungan mereka.
Perbedaan visi misi dimana Rani hanya ingin bisnis kecil yang adem ayem dengan Toni yang sangat ambisi untuk mengembangkan bisnis mereka, kerap menjadi sumber konflik yang tiada habisnya. Ditambah lagi Rani yang sangat "keras dan ketat" kepada karyawan yang berbeda jauh dengan Toni yang sangat merasa perlu membangun kekerabatan yang erat dengan karyawan mereka.
Lain lagi dengan pasangan Siska (33) dan Bayu (38) yang sudah lima tahun berbisnis furniture bersama, yang bahkan sudah mereka rintis sejak masih berpacaran. Dirasakan Siska dan Bayu, bisnis bareng justru membuat hubungan mereka semakin kuat. Passion yang sama sejak pacaran akan nilai-nilai keindahan dari furniture yang mereka ciptakan justru makin menimbulkan keakraban dan kedekakan diantara mereka sehingga mereka memutuskan untuk menikah dan tetap mengembangkan bisnis mereka bersama.
Dua pasangan ini, sama sama membangun bisnis bareng, namun berbeda jauh. Pasangan Toni dan Rani konflik terus dengan bisnis mereka, bahkan sampai  terbawa kerumah hingga membuat relationship mereka runyam. Sedangkan Bayu dan Siska justru adem ayem saja bahkan berbisnis bersama menimbulkan berbagai keseruan baru dalam pernikahan mereka.
Sehingga timbul pertanyaan, kenapa ya? Apakah sebenarnya suami istri tidak masalah untuk membangun bisnis bersama? Atau sebaiknya dihindari saja?
Kembali lagi ke yang sering saya katakan, yaitu semua pasangan adalah unik, semua manusia adalah berbeda dan spesifik. Sehingga ada yang tidak masalah membangun bisnis bersama, justru memperkaya pernikahan mereka. Tapi jangan salah, ada juga pernikahan yang menjadi hancur berantakan karena mereka berbisnis bersama.
Kecocokan Karakter dan Faktor Lainnya