Mohon tunggu...
Elly Nagasaputra MK CHt
Elly Nagasaputra MK CHt Mohon Tunggu... Administrasi - Konselor Pernikahan dan Keluarga

Konselor Profesional yang menangani konseling diri, konseling pra-nikah, konseling pernikahan, konseling suami istri, konseling perselingkuhan, konseling keluarga. www.konselingkeluarga.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pusing dengan Istri yang Boros?

6 Juni 2017   14:47 Diperbarui: 7 Juni 2017   06:19 2389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sarah, seorang ibu rumah tangga yang memiliki satu anak, biasa menghabiskan banyak waktu senggangnya dengan bermain gadget. Ketika ia sedang memantau beranda di media sosial miliknya, ia kerap melihat postingan sesama IRT tentang produk-produk rumah tangga terbaru atau alat-alat kebutuhan bayi lainnya 

Hal tersebut, menjadi awal mula kebiasaan baru Sarah yaitu, belanja online. Barang-barang yang Sarah beli mula-mula cukup masuk akal seperti celana popok, gendongan serbaguna, atau sekadar alat pemanggang sederhana.

Tapi lama-lama Sarah kalap juga. Dalam kurun waktu lima bulan saja, Sarah sudah membeli dua selimut secara online untuk putrinya yang berusia tiga tahun dengan alasan selimut tersebut memiliki motif yang lucu. Belum lagi lusinan kotak makan dan lipstik berbagai warna dengan alasan sedang diskon.

Sang suami Arief, awalnya merasa kebiasaan Sarah masih dalam batas wajar. Tapi toh sekarang Sarah sudah semakin berlebihan, bahkan "kecanduan" belanja online

Sampai pada satu sore di hari Minggu, Arief yang tengah berada di rumah kaget karena didatangi seorang perempuan yang mengaku ingin menagih uang arisan karena Sarah tak kunjung membayar.

Saat itu Arief mulai sadar, istrinya tengah kesulitan mengurus keuangan keluarga karena ditutupi nafsu berbelanja. Terpaksa bayar hutang arisan, Arief kemudian berencana untuk 'menperketat' pengeluaran keuangan Sarah bagaimana pun caranya.

Boros sendiri memiliki dua macam. Ada boros karena tidak mampu mengatur keuangan, seperti istilah besar pasak daripada tiang dan ada juga boros karena gemar berfoya-foya. Solusi dari dua jenis boros tersebut adalah bantu pasangan untuk mengelola keuangan agar memiliki pagar dan tidak terjadi hal-hal yang kebablasan.

Sementara itu, boros juga bisa dilihat dari berbagai sisi. Bisa jadi, istri tidak boros, tapi suami lah yang bertingkah super pelit. 

Misal, istri membeli sebuah lipstik setelah berbulan-bulan  tidak pernah berbelanja apapun namun si  suami menganggap pengeluaran tersebut sebagai suatu pemborosan keuangan keluarga.

Satu hal yang pasti, masalah keuangan adalah hal yang sangat sensitif dan krusial dalam pernikahan. Uang, secara kasar, dapat menjadi sumber malapetaka atau juga sumber kebahagiaan dalam keluarga.

Maka jika Anda memiliki pasangan boros, solusi seperti menarik kartu kredit, memberikan uang secara harian dibandingkan bulanan atau bahkan ikut berbelanja dengan pasangan agar ikut memantau pengeluaran, bisa jadi pilihan. 

Tapi hal tersebut malah kerap menimbulkan masalah baru seperti rasa tidak nyaman oleh pasangan, merasa terus dicurigai, tidak dipercaya, diperlakukan seperti anak kecil dan lain-lain yang malah memperkeruh suasana. Maka dari itu, dibanding 'memperbaiki' bagian permukaan saja, lebih baik cari akar masalah. 

Dalam pandangan ini, mencari akar masalah bukan berarti meminta pertolongan dengan pihak keluarga, sahabat atau kerabat untuk 'memata-matai' pasangan agar tak boros. Karena, lagi lagi hal itu akan jauh membuat emosi bagi pasangan yang dipantau ini.

Tetapi hubungi Konselor Pernikahan yang profesional dan mampu mencari akar masalah mengenai penyebab pasangan boros dan bagaimana solusi terbaik untuk mengatasi hal tersebut. Karena "boros" memiliki berbagai kategori dan bahkan ada juga yang disebabkan penyimpangan kepribadian, akar masa lalu yang menyisakan saldo negatif dan berbagai sebab kompleks lainnya, sehingga perlu ditangani secara fundamental guna kesehatan jangka panjang orang tersebut.

Dan juga, boros bukanlah hanya ada pada dominansi wanita saja , bahkan pada banyak kasus yang saya tangani, "boros" pada pria jauh lebih berdampak, karena pria kadang boros pada hal hal yang justru secara rupiah jauh lebih signifikan. Saya banyak sekali juga menangani kasus pria yang dianggap sangat boros oleh istrinya untuk hobby suami yang luar biasa mahal.

screenshot-20170607-061357-5937383eeec4670c2c70e652.jpg
screenshot-20170607-061357-5937383eeec4670c2c70e652.jpg
Ingat, Anda harus menyadari jika masalah keuangan keluarga sangatlah sensitif. Jangan dibiarkan berlarut-larut karena bisa jadi, masalah keuangan menjadi awal dari munculnya banyak keributan dan kerengggangan dalam hubungan suami - istri.

Salam Sejahtera,

Elly Nagasaputra, MK, CHt
Konselor Masalah Diri & Pernikahan

-healinghearts-changing life-  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun