Selingkuh? Apa penyebabnya?
Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan bagaimana jika pasangan kita berselingkuh, masihkah ada harapan untuk mengembalikan pernikahan yang telah retak kembali seperti semula? Dan anda dapat melihat di artikel tersebut, jawabannya. Apakah bisa atau tidak.
Salah satu kunci agar perselingkuhan yang sudah dilakukan oleh salah satu pihak, dapat “disembuhkan” dan ini yang terpenting, yaitu “tidak akan diulangi” kembali di kemudian hari, maka proses paling penting ketika konseling adalah : menemukan penyebabnya.
Apakah sebenarnya motivasi dan latarbelakang paradigma berpikir sehingga pasangan kita akhirnya melakukan perselingkuhan dengan pihak lain. Hal ini akan sangat menentukan arah dan proses konseling yang harus ditempuh. Karena memulihkan perkawinan yang telah rusak karena salah satu pihak berselingkuh, bukan sekadar agar keduabelah pihak suami istri kembali rukun, namun lebih dalam dan luas dari hal itu. Yang terutama adalah ketika penyebab ditemukan maka “obat” yang tepat baru bisa diformulasikan. Hal ini adalah sangat penting agar dikemudian hari, perselingkuhan tidak akan kembali terjadi.
Metafora adalah seperti orang yang sakit batuk. Obat yang baik bukan hanya membuat batuk berhenti tapi harusnya dapat menyembuhkan ke pusat penyebab batuk tersebut. Batuk karena virus, batuk karena kuman, batuk karena alergi tentu perlu obat yang berbeda. Pemberian obat yang salah akan menyebabkan batuk berhenti tapi itu hanya fenomena. Jika kuman atau virus atau penyebab alergi tidak disembuhkan maka batuk itu akan kumat kembali suatu waktu.
Penyebab suami atau istri berselingkuh, menjadi hal yang tidak mudah ditemukan dan juga tidak mudah dituliskan disini formulasinya. Karena setiap manusia adalah sangat kompleks. Terkadang bukan hanya satu penyebab tapi ada berbagai campuran faktor, motivasi, latar belakang dibesarkan, pohon keluarga, pola asuh, pola pikir, lingkungan dan pergaulan hidup, faktor gaya hidup, faktor pasangan hidup, keluarga besar, keuangan, tipe kepribadian, sifat, temperamen, pendidikan, tingkat religiusitasdan berbagai faktor yang membuat penemuan penyebab adalah hal yang sulit, kompleks dan memerlukan kemampuan untuk dapat “melihat” dan “menggali” secara dalam dan menyeluruh.
Itulah sebabnya bagi saya pribadi untuk menuliskan penyebab perselingkuhan menjadi hal yang sulit karena tingkat kompleksitas yang tinggi. Penyederhanaan yang seadanya dapat menyebabkan kesalahan diagnosa proses konseling yang dapat berakibat fatal.
Namun jika hendak dituliskan secara “sederhana” maka penyebab perselingkuhan dapat dituliskan sbb:
FAKTOR INTERNAL :
Rumah tangga yang dibangun tanpa fondasi, visi dan misi yang jelas
Tiada “value” yang dianut dalam hidup pribadi dan hidup berpasangan
Integritas diri yang rendah/kurang.
Konflik yang terus menerus dalam rumah tangga
Komunikasi yang buruk terus menerus tanpa dapat menemukan solusi
Ketidak puasan dalam relasi dengan pasangan : keuangan, sex, intimasi, afeksi
Ekspektasi dalam pernikahan yang tidak tercapai
Perbedaan pola pandang dan value dalam menjalani perkawinan dan kehidupan
Perbedaan karakter dan kepribadian yang runcing
Problem pribadi dari masa lalu yang terpendam
Problem self-esteem dalam diri : kaitan dengankarir, keuangan, penghargaan dari pasangan
Masalah dalam diri : eksploitasi pengalaman sexual,kepribadian tidak tahan godaan, bosan
Tidak menguasi skill dalam pernikahan : skill memaafkan, mengalah, membaca situasi, pengungkapan verbal, melayani, menghormati, mendudukan pasangan sesuai proporsi, kejujuran, keterbukaan, keberanian menjadi diri sendiri
FAKTOR EXTERNAL
Suami istri hidup di dua lokasi berbeda, berjauhan
Lingkungan kerja yang tidak kondusif : harus entertain, masuk ke dunia malam, travelling tingkat tinggi
Gaya hidup metropolitan yang tidak kondusif : clubbing, social media addict
Pergaulan dan pertemanan yang tidak sehat
Beda jam kerja (orang siang dan orang malam)
Campur tangan keluarga besar
Dan sesungguhnya banyak lagi permasalahan lain, yang kompleks dan tumpang tindih. Sehingga hampir dipastikan mustahil pasangan yang telah berselingkuh dapat menjalani proses rekonsiliasi dengan smooth tanpa bantuan konselor profesional.
Dan yang terpenting harus diingat bukan hanya rekonsiliasi saat ini tapi juga bagaimana fondasi pernikahan yang telah goyah, diperbaiki kembali. Sehingga pernikahan kembali sehat dan kuat.
Dan di masa yang akan datang, ketika masalah kembali bertubi-tubi datang, godaan juga senantiasa ada, namun dengan fondasi yang telah direnovasi, diperbaiki, dipulihkan dan dikuatkan melalui proses konseling, mampu tetap kuat. Dan tidak akan kembali jatuh dalam kesalahan perselingkuhan.
Be strong and seek professional counselor. Keep up the hope. At the end of dark tunnel that is light. The point is you have to stay strong and consistent to go thru the dark path and showing up at the end of the long dark tunnel. And when you arrive there, you know that it’s worth to go thru.
Elly Nagasaputra, MA in Counseling
Family & Life Counselor
www.konselingkeluarga.com
-healing hearts-changing lives-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H