Mohon tunggu...
Elly Nagasaputra MK CHt
Elly Nagasaputra MK CHt Mohon Tunggu... Administrasi - Konselor Pernikahan dan Keluarga

Konselor Profesional yang menangani konseling diri, konseling pra-nikah, konseling pernikahan, konseling suami istri, konseling perselingkuhan, konseling keluarga. www.konselingkeluarga.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Konseling: Selingkuh? Apakah Penyebabnya?

21 Desember 2012   02:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:17 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Selingkuh? Apa penyebabnya?

Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan bagaimana jika pasangan kita berselingkuh, masihkah ada harapan untuk mengembalikan pernikahan yang telah retak kembali seperti semula? Dan anda dapat melihat di artikel tersebut, jawabannya. Apakah bisa atau tidak.

Salah satu kunci agar perselingkuhan yang sudah dilakukan oleh salah satu pihak, dapat “disembuhkan” dan ini yang terpenting, yaitu “tidak akan diulangi” kembali di kemudian hari, maka proses paling penting ketika konseling adalah : menemukan penyebabnya.

Apakah sebenarnya motivasi dan latarbelakang paradigma berpikir sehingga pasangan kita akhirnya melakukan perselingkuhan dengan pihak lain. Hal ini akan sangat menentukan arah dan proses konseling yang harus ditempuh. Karena memulihkan perkawinan yang telah rusak karena salah satu pihak berselingkuh, bukan sekadar agar keduabelah pihak suami istri kembali rukun, namun lebih dalam dan luas dari hal itu. Yang terutama adalah ketika penyebab ditemukan maka “obat” yang tepat baru bisa diformulasikan. Hal ini adalah sangat penting agar dikemudian hari, perselingkuhan tidak akan kembali terjadi.

Metafora adalah seperti orang yang sakit batuk. Obat yang baik bukan hanya membuat batuk berhenti tapi harusnya dapat menyembuhkan ke pusat penyebab batuk tersebut. Batuk karena virus, batuk karena kuman, batuk karena alergi tentu perlu obat yang berbeda. Pemberian obat yang salah akan menyebabkan batuk berhenti tapi itu hanya fenomena. Jika kuman atau virus atau penyebab alergi tidak disembuhkan maka batuk itu akan kumat kembali suatu waktu.

Penyebab suami atau istri berselingkuh, menjadi hal yang tidak mudah ditemukan dan juga tidak mudah dituliskan disini formulasinya. Karena setiap manusia adalah sangat kompleks. Terkadang bukan hanya satu penyebab tapi ada berbagai campuran faktor, motivasi, latar belakang dibesarkan, pohon keluarga, pola asuh, pola pikir, lingkungan dan pergaulan hidup, faktor gaya hidup, faktor pasangan hidup, keluarga besar, keuangan, tipe kepribadian, sifat, temperamen, pendidikan, tingkat religiusitasdan berbagai faktor yang membuat penemuan penyebab adalah hal yang sulit, kompleks dan memerlukan kemampuan untuk dapat “melihat” dan “menggali” secara dalam dan menyeluruh.

Itulah sebabnya bagi saya pribadi untuk menuliskan penyebab perselingkuhan menjadi hal yang sulit karena tingkat kompleksitas yang tinggi. Penyederhanaan yang seadanya dapat menyebabkan kesalahan diagnosa proses konseling yang dapat berakibat fatal.

Namun jika hendak dituliskan secara “sederhana” maka penyebab perselingkuhan dapat dituliskan sbb:

FAKTOR INTERNAL :

Rumah tangga yang dibangun tanpa fondasi, visi dan misi yang jelas

Tiada “value” yang dianut dalam hidup pribadi dan hidup berpasangan

Integritas diri yang rendah/kurang.

Konflik yang terus menerus dalam rumah tangga

Komunikasi yang buruk terus menerus tanpa dapat menemukan solusi

Ketidak puasan dalam relasi dengan pasangan : keuangan, sex, intimasi, afeksi

Ekspektasi dalam pernikahan yang tidak tercapai

Perbedaan pola pandang dan value dalam menjalani perkawinan dan kehidupan

Perbedaan karakter dan kepribadian yang runcing

Problem pribadi dari masa lalu yang terpendam

Problem self-esteem dalam diri : kaitan dengankarir, keuangan, penghargaan dari pasangan

Masalah dalam diri : eksploitasi pengalaman sexual,kepribadian tidak tahan godaan, bosan

Tidak menguasi skill dalam pernikahan : skill memaafkan, mengalah, membaca situasi, pengungkapan verbal, melayani, menghormati, mendudukan pasangan sesuai proporsi, kejujuran, keterbukaan, keberanian menjadi diri sendiri

FAKTOR EXTERNAL

Suami istri hidup di dua lokasi berbeda, berjauhan

Lingkungan kerja yang tidak kondusif : harus entertain, masuk ke dunia malam, travelling tingkat tinggi

Gaya hidup metropolitan yang tidak kondusif : clubbing, social media addict

Pergaulan dan pertemanan yang tidak sehat

Beda jam kerja (orang siang dan orang malam)

Campur tangan keluarga besar

Dan sesungguhnya banyak lagi permasalahan lain, yang kompleks dan tumpang tindih. Sehingga hampir dipastikan mustahil pasangan yang telah berselingkuh dapat menjalani proses rekonsiliasi dengan smooth tanpa bantuan konselor profesional.

Dan yang terpenting harus diingat bukan hanya rekonsiliasi saat ini tapi juga bagaimana fondasi pernikahan yang telah goyah, diperbaiki kembali. Sehingga pernikahan kembali sehat dan kuat.

Dan di masa yang akan datang, ketika masalah kembali bertubi-tubi datang, godaan juga senantiasa ada, namun dengan fondasi yang telah direnovasi, diperbaiki, dipulihkan dan dikuatkan melalui proses konseling, mampu tetap kuat. Dan tidak akan kembali jatuh dalam kesalahan perselingkuhan.

Be strong and seek professional counselor. Keep up the hope. At the end of dark tunnel that is light. The point is you have to stay strong and consistent to go thru the dark path and showing up at the end of the long dark tunnel. And when you arrive there, you know that it’s worth to go thru.

Elly Nagasaputra, MA in Counseling

Family & Life Counselor
www.konselingkeluarga.com
-healing hearts-changing lives-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun