Mohon tunggu...
Kong Rie
Kong Rie Mohon Tunggu... Pegiat sosial -

Pembelajar dan pegiat sosial

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Banjir dan Longsor, Mengapa Selalu Terjadi (Bagian 1)

25 November 2017   10:26 Diperbarui: 25 November 2017   11:17 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Longsor dan banjir. Dok.pribadi

Dengan datangnya musim hujan, banjir dan longsor kembali menjadi berita yang menghiasi media belakangan ini. Fenomena ini selalu berulang setiap tahun saat musim penghujan datang. Bahkan bagi sebagian wilayah-wilayah, banjir dan longsor seolah menjadi bencana rutin yang datang hampir setiap tahun. Melihat peristiwa yang selalu berulang tersebut, nampaknya upaya mitigasi yang dilakukan belum membuahkan hasil. Atau justru ada kesalahan dalam melihat akar masalah sehingga proses mitigasi yang dilakukan menjadi salah sasaran.  

Pada dasarnya, longsor dan banjir dapat dipicu oleh hal yang sama yaitu air. Namun masing-masing, baik banjir dan tanah longsor  mempunyai berbagai macam faktor yang cukup kompleks sampai hal itu bisa terjadi.

Menurut definisi awalnya, banjir merupakan suatu kondisi di mana terjadi luapan air yang berlebih yang mengakibatkan terendamnya suatu wilayah. Secara alami, air hujan yang turun pertamakali akan terserap ke tanah dan sebagian yang tidak terserap tanah akan mengalir sampai ke sungai dan berakhir ke laut maupun danau. Dalam kondisi ideal, dimana daya serap tanah dan daya tampung sungai mencukupi banjir tidak akan terjadi. Namun karena topografi, perbedaan struktur tanah dan bentuk aliran sungai memungkinkan banjir terjadi diwilayah-wilayah tertentu.

Tanah longsor dapat terjadi karena bermacam hal. Namun yang paling umum dan seringkali terjadi, tanah longsor dipicu oleh tanah yang jenuh air. Pada suatu kondisi, air yang meresap pada tanah akan membuat tanah menjadi jenuh air. Secara alami, air akan meresap ke bawah tanah dan mengalir mengikuti struktur bebatuan atau lapisan kedap air didalam tanah. Pada kondisi tanah yang miring atau tebing, saat tanah mencapai lapisan yang kedap air, ditambah beban diatasnya akan menciptakan lapisan tanah lunak. Inilah yang kemudian membuat pergeseran tanah sampai menjadi longsor.

Pada kondisi yang ideal, akar tumbuhan dan pepohonan yang berakar dalam mampu mengikat dan memperkuat struktur tanah. Akar tumbuhan dan pepohonan juga akan menyerap sebagian air serta memperlambat air meresap kedalam tanah.

Akan tetapi, penyebab banjir dan longsor tidaklah sesederhana seperti uraian di atas, perlu banyak faktor yang harus dilihat dan diperhitungkan. Akan tetapi, satu hal yang dapat dilakukan sebenarnya adalah bagaimana kita dapat mengelola lingkungan agar daya dukung lingkungan tidak menurun.

Permasalahan yang kita hadapi saat bertambahnya populasi manusia. Salah satu dampak bertambahnya populasi manusia adalah semakin meningkatnya  kebutuhan akan pemukiman serta sarana dan prasarana pendukungnya. Dampak lainnya dari peningkatan populasi manusia adalah kebutuhan pangan yang meningkat, sehingga perlu perluasan lahan pertanian. Lebih jauh, bertambahnya populasi manusia dan prosess pembangunan yang abai terhadap lingkungan menyebabkan daya dukung lingkungan makin menurun. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun