Ditulis oleh Wardah Sawitri Polem
Pagi ini, ibu menyeduh dua cangkir kopi
Secangkir kopi untuknya dan secangkir kopi spesial dengan sedikit gula, kesukaan ayah
aat senja tiba, kopi spesial itu selalu berakhir menyatu dengan tanah ditaman kecil belakang rumah kami,
Kopi basi yang malang, selalu berakhir sama, dua tahun sudah
Aku terus bertanya, apakah cinta memang sepelik ini?Â
Tapi kawan, setiap ibu menyeduh kopi spesial kesukaan ayah, hadir senyuman hangat dari bibirnya,
Wajahnya begitu ceria,
Layaknya ia sedang menikmati kopi sambil bercanda ria dengan ayah
Aku kembali bertanya, apakah cinta memang seindah ini?
Raga ayah memang sudah tak disini,
Tapi jiwa ayah selalu hidup
dalam setiap cerita yang dikatakan ibu
dalam setiap kegiatan yang dilakukan ibu
dan dalam hati kami dan ibu
Jiwa ayah, akan selalu hidup
Tanya ku terjawab, dulu ku kira cinta berarti tak pernah pergi meninggalkan,
tapi kini aku tau, cinta artinya tak pernah berpisah walau maut telah memisahkan.
***
Profil Wardah Sawitri Polem
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI