Ditulis oleh Siska Artati
Kau tahu, ku 'tak mampu berenang
hingga ke tepi pantai pulau rayuanmu
Pun tak bisa menyelam lebih dalam
Hingga ke palung bujuk pikatmu
Namun kau rasa, bukan?
Ku tak 'kan berhenti mencintaimu
Kau tahu, ku tak mampu berlari
Hingga padang sabana
yang ramai dengan tarian ilalang dan gelak tawamu
Pun tak dapat mengendalikan liar jiwamu
Namun kau masih rasa, bukan?
Ku tak 'kan berhenti mencintaimu
Kau tahu, ku tak mampu mendaki
Hingga ke puncak tertinggi egomu
yang gaduh dengan hasrat dan impianmu
Pun tak kuasa menahan inginmu menjauh
Namun, kau selalu rasa, bukan?
Ku tak 'kan berhenti mencintaimu
Itulah mengapa
Kini kau berlutut dihadapanku
Dengan pandang penuh harap
Berselimut senyum pinta yang memikat
Menyodorkan emas bersulam berlian
Menyematkannya pada jari manisku dan berkata:
"Cintai aku kini, esok dan nanti, sepanjang usia.
Karena ku tahu dan rasakan, kau tak kan berhenti mencintaiku
Hingga di ujung waktu."
Apakah aku harus menjawab 'Yes, I do'Â ?
Hanya karena ku tak 'kan berhenti mencintamu?
Maka dekaplah aku! Jangan kau lepaskan!
Kita mengarungi bahtera cinta di semesta asmara
***
Kota Tepian Mahakam, 7 Februari 2022
Profil Siska ArtatiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H