Mohon tunggu...
Komunitas Sambal
Komunitas Sambal Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas Sambal

Kata-kata adalah pensil dan kanvas kami. Pada setiap kalimat yang kami susun, adalah langkah dalam perjalanan menuju sebuah cerita yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jerit Hati Mengiringi Tarian Harga Pokok

3 Oktober 2023   19:31 Diperbarui: 3 Oktober 2023   19:41 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komunitas Sambal, dokpri

Di pasar yang riuh, harga melambung tinggi,
Bahan pokok yang semakin mahal, oh betapa pedih hati ini menjerit.
Mentari terbit, menyinari warung-warung kecil,
Namun harga yang tak terkendali, menyebabkan hati terasa sesak.

Beras, gula, minyak, dan beberapa kebutuhan pokok
Harga terus merangkak naik tanpa henti.
Ketika orang bekerja keras, mencari nafkah dengan gigih,
Mereka harus menghitung setiap sen, mengatasi segala rintangan.

Di malam yang gelap, di meja yang sederhana,
Keluarga berkumpul, mencoba bertahan.
Menghitung kantong, mencari cara menyiasati,
Harga bahan pokok yang melambung, tak terelakkan dalam realitas ini.


Namun, dalam kepedihan, kita bersatu dan teguh,
Membantu sesama, berbagi makanan dan cinta.
Semoga suatu hari, harga-harga itu turun kembali,
Agar kita dapat hidup dengan lebih bahagia dan tenteram, itulah harapan yang selalu ada.

Janganlah kita lupakan, di tengah kerasnya kehidupan ini,
Kebersamaan dan kekuatan kita akan terus bersinar terang.
Harga bahan pokok mungkin naik dan turun dalam gelombang,
Namun persatuan dan semangat kita takkan pernah pudar, sebagai suatu anugerah.

- Komunitas Sambal -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun