Pendidikan adalah tanggung jawab bersama semua umat manusia. Dalam rangka mengembangkan pendidikan, pada Senin, 26 Juni 2023 sivitas Universitas Negeri Malang (UM) melakukan kerjasama dengan Asociation Education CuItural International (AECI) Thailand dalam berbagai bentuk  pengabdian kepada Masyarakat.
Salah satu bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh tim dari Universitas Negeri Malang (UM) adalah penguatan karakter para siswa di Eakkapapsanawich School. Penguatan karakter dilakukan untuk meneguhkan kebiasaan-kebiasaan baik sehari-hari, terutama berkaitan dengan kebiasaan hidup sehat, peduli sesama, dan peduli lingkungan.
Kegiatan dilaksanakan oleh tim dosen dan mahasiswa FS UM dalam beberapa sesi kelas. Salah satunya dilakukan  dengan menggunakan media kartu komitmen yang dikemas dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Antusias siswa-siswi sangat terlihat saat permainan dimulai. Mereka begitu lincah dalam memindahkan rubik sebagai media yang digunakan untuk bergilir maju dan membacakan kartu komitmen.Â
Dalam kegiatan, para siswa diajak bermain oleh tim dari UM yang terdiri atas dosen dan mahasiawa. Permainan dilakukan  dengan diiringi musik. Saat permainan dimulai akan ada siswa yang terpilih untuk membuat janji berdasarkan arahan yang ada di dalam kartu. Janji dibuat dalam bahasa Inggris dan dalam bahasa Indonesia. Bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa internasional merupakan salah satu mata pelajaran di Eakkapapsasanawich School. Sementara itu, bahasa Indonesia adalah bahasa yang banyak dipergunakan dalam pergaulan antar bangsa di Asia. Oleh karena itu, pimpinam Eakkapapsasanawich School, Mr. Takeem Kurdee menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan tim dosen dari UM.
Selain kartu komitmen,salah satu dosen sivitas UM mengajak bermain bagaimana cara pengucapan a i u e o dalam bahasa Inggris disebut vowels. Permainan ini berguna untuk meningatkan pengenalan huruf vokal dalam bahasa Inggris dengan pengejaan yang tepat. Siswa-siswi pun bergilir mengeja kalimat yang diberikan oleh Miss Rahmati dengan ketentuan yang sama pada kartu komitmen. Jika musik berhenti maka rubik yang digunakan bergilir harus berhenti dan siswa yang memegang terakhir harus maju ke depan.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 90 menit setelah satu jam pelajaran selesai. Kelas yang dituju merupakan kelas unggulan dimana terdapat siswa putra dan putri. Sebab di Eakkapapsasanawich School kelas putra dan putri dipisah dikarenakan masih berbasis pesantren, terkecuali pada kelas unggulan ini. Tak heran bila siswa di kelas ini tidak begitu kaku dengan bahasa Inggris.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H