Mohon tunggu...
Bastian Leo
Bastian Leo Mohon Tunggu... -

i'm ordinary man, but always try to do extra ordinary things..........

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Renungan: Apa Benar Doa Nafas Kehidupan?

29 Maret 2012   15:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:17 2118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13330357641280193732

Bicara komunikasi antara manusia dengan Tuhan, maka berujung pada media yang disebut doa. Ketika bicara doa banyak orang yang mengasumsikan bahwa doa itu adalah nafas kehidupan, termasuk saya yang berasumsi demikian, bahkan sudah hampir menjadi “tembang lambe” (nyanyian bibir) bahwa doa adalah sebagai sarana komunikasi dengan Tuhan dan sebagai nafas kehidupan orang percaya. Dan jika memang demikian, seharusnya begitu intimnya hubungan manusia dengan Tuhan, bahkan semakin hari Tuhan semakin dekat dengan manusia, kenapa??? karena Tuhan hanya sejauh doa..^_^

Namun ada hal yang baru saya sadari hari ini, saya setuju bahwa doa adalah nafas kehidupan orang percaya, namun apakah benar doa yang diasumsikan sebagai nafas kehidupan ini sudah berada sebagaimana mestinya???bagi anda yang berasumsi sama dengan saya maka anda harus menyadari ini...^_^ sekarang lupakan sejenak perihal doa, lho kok dilupakan ??? kenapa??? karena ada permainan kecil yang perlu kita coba untuk kemudian kita renungkan. Untuk memulai permainan ini, Coba anda cari timer (cukup dengan ukuran yang kecil), seperti jam tangan, stopwatch (bisa juga gunakan stopwatch dalam hp anda). Kalo anda sudah menemukan benda itu, siapkan benda itu dan sekrang kita mulai permainan itu (sekalipun anda tidak mencoba namun anda pasti bisa membayangkan). Permainannya adalah, anda cukup menjawab satu pertanyaan dan bila anda ingin melakukan silahkan praktekan jawaban anda. Pertanyaannya adalah, selama berapa detik/menit maksimal anda dapat menahan nafas anda sendiri ??? Jika anda ragu untuk memberi jawaban yang pasti, silahkan anda coba dengan menggunakan timer, seberapa kuat anda menahan nafas??? Secara normal waktu 1 menit sudah cukup lama untuk menahan nafas, apakah anda percaya??? Anda bisa membuktikannya atau anda bisa membayangkannya^_^. Jika anda menahan nafas, apa yang anda rasakan ??? jawabannya tentu sesak dan tidak jauh dari itu dan ketika pada klimaks kesesakan anda, pasti anda akan melepaskan nafas anda kembali untuk menghilangkan kesesakan itu, Hal tersebut sudah pasti. Anda bisa melakukan demikian karna saat itu anda dalam keadaan normal , sehingga anda dapat dengan mudah menarik nafas kembali, karena apa??? karena di dalam permainan ini anda sendiri yang menahan nafas anda, jadi ketika anda sudah merasa sesak pasti anda dengan mudah melepaskan nafas normal dan melakukan siklus nafas yang normal kembali, right??? ^_^ sekarang coba anda berkhayal seandainya anda dalam kondisi nafas tertahan karena suatu situasi tertentu, misal ketika anda jatuh dalam air denga kedalaman tertentusehingga anda tenggelam dan anda susah bernafas, saya pastikan anda panik dan segera memutar otak anda dan berupaya untuk mencari solusi agar anda dapat keluar dari keadaan tersebut, supaya apa??? supaya anda bisa selamat dan tetap bernafas, right???^_^

Fenomena diatas jika boleh saya simpulkan, maka saya akan menyimpulkan bahwa begitu pentingnya nafas bagi semua makhluk hidup termasuk kita. Kenapa saya katakan sangat penting??? Simple saja jawabannya, Karna “lebih baik tidak makan satu hari dari pada tidak bernafas satu hari...”^_^ right??? Bahkan untuk sekedar menahan nafas dalam waktu 2,4 jam yang merupakan 10% dari 24 jam dalam sehari saja kita tidak akan mampu (untuk hal ini anda cukup percaya saja tidak usah anda membuktikannya^_^) , bahkan sekalipun dalam kondisi yang terdesak penuh kesesakan pun pasti kita akan mencari solusi dan meronta agar kita dapat lepas dari kesesakan tersebut, right???^_^

Sekarang apabila asumsi anda terhadap doa sama seperti asumsi saya, yaitu doa merupakan nafas kehidupan. Maka alangkah tergantungnya kita terhadap doa tersebut, tentunya kaitannya dengan hubungan kita dengan Tuhan. Bahkan untuk 2,4 jam saja kita menahan nafas , kita tidak mampu hidup. Perumpamaan itu sebenarnya menunjukan bahwa kita tak akan mampu hidup tanpa komunikasi dengan Tuhan meskipun hanya sehari, right??? kenapa??? Karena komunikasi / doa adalah nafas kehidupan rohani kita. Pertanyaannya sekarang adalah, kalo rohani kita bernafaskan doa....sudahkah kita senantiasa berdoa saat memulai kehidupan ini??? Sudahkah kita berdoa untuk menghidupkan rohani kita hari ini??? Kita bisa merenungkan, satu hari terlepas dari komunikasi dengan Tuhan berarti kita telah menghentikan nafas kehidupan rohani kita dan itu artinya kita telah membunuh kehidupan rohani kita....so, sudah berapa kali rohani kita mati selama ini??? Mungkin kalo boleh saya ibaratkan, saya membayangkan kehidupan rohani yang seharusnya kekal telah sering dibunuh dan menjadi seperti ZOMBIE!!! yang mati kemudian dihidupkan kembalai, kenapa bisa seperti zombie yang bisa dihidupkan kembali??? karena saya yakin jika Tuhan bukan Maha Pemurah pasti kita telah lama mati , tapi karena Tuhan Maha pemurah dan penuh kasih karunia ketika kita lalai untuk bernafas ( berdoa/ berkomunikasi / berhubungan dengan Tuhan) Tuhan telah mengampuni kita saat kita kembali menghidupkan komunikasi itu, dan itu artinya Tuhan telah memberikan kesempatan untuk kesekian kalinya kepada kita untuk hidup kembali.

So, hidup mu adalah pilihan mu guys. Menjadikan kehidupan rohani sebagai zombie untuk selama - lamanya atau mencoba menggunakan kesempatan kehidupan baru , itu adalah pilihan. Intinya hidup hanya sementara dan back to basic, kiranya prinsip ora et labora menjadi pesan untuk kita, “Sesibuk apapun kita sempatkanlah untuk memulai hidup dengan doa”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun