Mohon tunggu...
Ni Putu Kompiang Ratna Dewi
Ni Putu Kompiang Ratna Dewi Mohon Tunggu... Paralegal -

Alumni Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Aktif berkegiatan di kantor konsultan hukum. Tertarik dengan permaian paradigma dalam masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cabut Padi Kembangkan Besi

28 Januari 2012   02:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:22 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Globalisasi kini membuat manusa begitu mudah untuk melakukan berbagai aktifitas. Globalisasi dan moderenisasi juga membuat manusia melakukan berbagai hal yang dulunya mustahil dilakukan manusia kini justru sudah menjadi hal yang biasa. Mulai dari berbagai makanan instan (fast food), alat-alat elektronik yang super canggih, sarana  transportasi yang cepat, hingga jaringan komunikasi yang tanpa batas. Semua Negara di duniapun kini bersaing untuk melakukan moderenisasi dan mengembangkan teknologi-teknologi canggih di negaranya.

Kehadiran teknologi dari Negara-negara maju juga membuat indonesa ingin ikut bersaing untuk mengembangkannya sendiri. Sekolah-sekolah kejuruan semakin dikembangkan oleh pemerintah agar Indonesia tidak kalah saing dengan Negara-negara maju lainnya. Alhasil, putra-putri Indonesia yang katanya Negara agraris ini nyaris tak ada yang berniat menjadi seorang petani, anak-anak bangsa Indonesia ini yang katanya Negara maritim ini juga hampir  tak ada yang mau menjadi seorang nelayan. Hal ini seakan luput dari perhatian pemerintah kita yang terseret arus globalisasi dan kapitalisme.

Sangat disayangkan, hampir semua warga Negara melupakan benih yang telah ditanam nenek moyang kita. nenek moyang kita sesungguhnya telah menanamkan benih di Negara ini dan kini tinggal kita yang memelihara dan mengembangkannya hingga mampu tumbuh dengan baik dan pesat, namun sayang, benih itu perlahan mulai diganti dengan benih baru yang dilihat tumbuh dengan pesat di Negara tetangga walaupun iklim di negra ini tidak cocok untuk mengembangkan benih dari Negara tetangga itu.

Padahal jika kita mau serius mengembangkan bibit sebagai seorang petani, nelayan, atau bahkan budayawan yang ditanamkan oleh nenek moyang kita, bukan tidak mungkin benih itu akan mampu tumbuh dengen lebih pesat dan kuat dengan akar yang kokoh sehingga mampu menopang kehidupan bangsa ini. Apalagi didukung dengan iklim dan kepribadian bangsa kita. Bukannya justru dijajah oleh kapitalisme seperti yang sedang terjadi saat ini.

Pastinya diperlukan kesadaran dari berbagai pihak untuk menumbuhkan kesadaran dan mengangkat kembali jati diri bangsa kita. bukan tidak mungkin dengan memajukan sistem pertanian dan perikanan kita, Indonesia justru mampu mensejahterakan rakyatnya dan bahkan mampu menjadi penyedia bahan pangan bagi Negara-negra yang tengah sibuk berkutat untuk mengembangkan besi-besi menjadi barang berguna ataupun menyempurnakan dunia maya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun