Mohon tunggu...
Fahrie Muhammad
Fahrie Muhammad Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswa FISIP Jurusan Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Utan Tanggung Jawab Siapa?

28 Januari 2012   05:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:21 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/induk dan bayi Orang Utan

[caption id="" align="aligncenter" width="360" caption="Ilustrasi/induk dan bayi Orang Utan"][/caption] Orang Utan merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang harus dilindungi keadaannya, namun kelompok-kelompok tertentu yang tidak bertanggung jawab di Kalimantan kurang berniat untuk mendukung ini. Hewan ini hanya mampu melindungi anak mereka dengan cara mereka sendiri, tanpa adanya perlindungan yang maksimal dari pemerintah dan seluruh masyarakat di Kalimantan. Kesadaraan pemerintah dan masyarakat lokal untuk melindungi Orang Utan lebih kecil dibandingkan group penyelamat hewan negara lain seperti British-based international animal rescue group Four Paws. Hal ini menjadi permasalahan serius terhadap perlindungan hewan di Kalimantan. Seperti yang dilaporkan dalam berita internasional dailymail.co.uk (27/1/2012) , melaporkan bahwa induk orang hutan hanya mampu melindungi bayinya dengan menggunakan lengan raksasa yang dimilikinya dari pemburu yang menggunakan pisau untuk berburu dan membunuh hewan ini. Hal ini membuktikan lemahnya perlindungan terhadap hewan di negeri ini . Orang Utan bukanlah hewan yang mampu melindungi diri mereka sendiri tanpa campurtangan dari pemerintah dan masyarakat setempat. Permasalahan Orang Utan di Kalimantan sekarang ini bukan menjadi permasalahan domestik dan regional saja, akan tetapi seperti yang disampaikan dalam berita dailymail.co.uk, perhatian internasional telah muncul melalui British-based international animal rescue group Four Paws yang secara aktif memberikan perlindungan terhadap orang utan di kalimantan. Organisasi penyelamat hewan British ini secara menggunakan perangkat radio yang ditempelkan pada tubuh induk Orang Utan untuk mengetahui keberadaan induk dan anaknya. Hal ini bertujuan untuk mengawasi kondisi anak dan induk Orang Utan agar selalu tetap aman. Memang seharusnya permasalahan ini menjadi perhatian internasional untuk menutupi kelemahan pemerintah lokal dan masyarakat Kalimantan dalam melindungi dan melestarikan hewan ini. Namun, permasalahan ini Orang Utan tentunya harus menjadi perhatian pemerintah lokal dan masyarakat lokal di Kalimantan, karena penyelesaian permasalahan ini tidak akan selalu bergantung pada kelompok asing. Kesadaran pemerintah dan masyarakat terhadap perlindungan satwa menjadi permasalahan yang sulit untuk diselesaikan terkait dengan egoisme dan pragmatisme. Sumber bacaan:  www.dailymail.co.uk Sumber Gambar: www.google.com Reported by Muhammad Fachrie

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun