Mohon tunggu...
Nita A
Nita A Mohon Tunggu... freelance -

Selanjutnya

Tutup

Financial

Harapanku di 69 Tahun Bank BTN

1 Maret 2019   00:20 Diperbarui: 1 Maret 2019   01:16 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serba cepat, serba tidak mau repot, serba instan.

Itulah sekelumit hal yang dirasakan oleh manusia di Indonesia utamanya generasi milenial di era digital saat ini. Kebanyakan dari mereka sudah mulai melek dengan teknologi, semisal saja dulu saat lapar kita harus pergi keluar rumah dulu baru bisa menemukan makanan yang diinginkan atau harus menelpon dulu ke customer service dari salah satu rumah makan cepat saji untuk order makanan. 

Beda lagi dengan sekarang ini, kita tinggal download salah satu aplikasi dari ojek online yang ada, dimana kita tinggal order untuk diantarkan ke rumah makan yang diinginkan atau jika tidak mau repot kita juga bisa order makanan via aplikasi tersebut, tanpa harus kita keluar. 

Sepintas memang cara yang dulu sama sekarang memang sama, namun saat ini sedikit lebih ringkas dan lumayan efisien. Eits, bukan hanya soal makanan saja namun beli tiket pesawat, tiket nonton film, bahkan untuk kita berdonasi saja sekarang lebih mudah cukup dengan satu alat saja. Yakni, smartphone yang tentunya didukung dengan paket data(hehehe...numpang wifi tetangga juga bisa).

Itulah beberapa gambaran kennyataan hidup dengan era digital saat ini, lalu apakah hal tersebut juga sudah berlaku dalam segala sektor untuk menunjang kebutuhan masyarakat yang pada saat ini?Jawabannya belum, kenapa saya katakan belum? 

Kalau boleh jujur sebenarnya ada satu sektor yang saat ini masih belum begitu diterima oleh masyarakat dengan serta merta, yaitu dalam bidang keuangan. Bidang pengelola uang yang ada di Indonesia ini tuh memang ada banyak sekali, mulai dari milik negara, swasta sampai milik asing. 

Nah, disini berhubung ada salah satu bank asli Indonesia sedang berulang tahun saya akan urun rembug (nyumbang opini/ide), mewakili rakyat Indonesia yang tinggal di pedesaan. Yakni Bank BTN

Jadi begini, sebenarnya masyarakat dipelosok maupun pedesaan itu sudah mulai sadar dengan yang Namanya bertransaksi dengan bank, entah itu karena mereka menabung atau sekedar menerima trasferan dari sanak keluarga yang ada bekerja menjadi pahlawan devisa. Jadi setiap saya lihat kantor - kantor bank jarang sekali ada yang sepi. 

Namun, kalau boleh jujur dengan keadaan tersebut sangatlah kurang efisien, sebab menurut saya tujuan orang untuk bertransaksi di bank itu beragam tujuannya.

Dan kebanyakan masyarakat itu sudah terlalu percaya dengan salah satu bank saja, sehingga hal tersebut bakalan menimbulkan permasalahan. Seperti halnya antrian yang panjang di teller, system dari bank tersebut sering error karena mungkin banyak yang akses(hal tersebut berdasarkan yang saya temui dan rasakan). 

Melihat hal tersebut tentunya bisa dijadikan acuan bank BTN untuk membuka kantor cabang yang ada diwilayah yang agak pelosok, sebab saya dulu pernah mempunyai rekening di BTN, namun kantornya berada ditengah kota jadi ya lumayan jika mau bertransaksi menempuh jarak yang jauh, dan saya akhirnya memutuskan untuk menutup rekening tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun