Mohon tunggu...
Nina Widyanti
Nina Widyanti Mohon Tunggu... Accounting Staff SMK N 1 Jenangan -

Wanita lajang, berusia hampir seperempat abad

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Tak Perlu Terlalu Kritis Berfikir, Diet Plastik Mari Dimulai Dari Diri Sendiri

25 Februari 2016   14:06 Diperbarui: 25 Februari 2016   14:19 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Uji coba plastik berbayar di Indonesia di mulai pada 21 februari 2016, meskipun secara payung hukum baru akan ditetapkan sekitar bulan Juni 2016. Uji coba ini diberlakukan hanya di beberapa kota besar di Indonesia. Tujuan kebijakan plastik berbayar saat berbelanja tentu jelas adalah untuk kebaikan bumi dan tentunya untuk kebaikan manusia pada akhirnya. Seperti kita ketahui bersama berapa ton sampah plastik yang disumbangkan oleh masyarakat Indonesia ke laut. Hitungan ton bukanlah ukuran yang ringan jika untuk menimbang plastik. Hal ini sudah tentu harus menjadi kekhawatiran kita bersama. Bahwa angka penggunaan plastik di Indonesia harus benar-benar di tekan.

Terlepas dari bumi ini akan berakhir kapan, kita sebagai khalifah di bumi ini punya kewajiban untuk menjaga alam dengan sebaik-baiknya. Jika generasi cucu-cucu kita tak di beri kesempatan hidup di dunia ini karena bumi telah berakhir atau bahasa seramnya kiamat, setidaknya kita telah melakukan kewajiban kita sebagai khalifah.

Topik plastik berbayar telah banyak menjadi bahan perbincangan di sosial media dan sempat menjadi trending topic. Tak sedikit kita menemui celotehan

“Wah sayang di kota ku belum diberlakukan plastik berbayar”,

“Percuma deh plastik berbayar, orang harga kantong plastik di pasaran tetep miring ya tetep banyak penggunanya”,

 “Itukan yang berbayar cuma plastik belanjaan, padahal di Indonesia makanan dan minuman di pinggir jalan juga pake plastik yang bisa saja jumlahnya lebih banyak dari kantong belanjaan”

Well, tidak menyalahkan pandangan masyarakat tentang kebijakan plastik berbayar yang menurut mereka kurang efektif atau sia-sia saja. Hanya saja, perlu kita sadari bersama berapa ratus tahun plastik itu akan terurai oleh tanah, 500 tahun lebih. Sebenarnya sesederhana apapun yang kita lakukan untuk kebaikan meskipun hanya dilakukan oleh beberapa gelintir orang saja, jika kita konsisten maka manfaat yang besar bisa saja kan kita dapatkan di kemudian hari?

Tak perlu melirik orang lain yang begitu mudahnya memakai dan membuang plastik, sehingga kita akan merasa useless untuk melakukan penghematan plastik selama ada orang-orang yang belum sadar penghematan plastik. Namun apa tidak lebih parah jika kita juga ikut-ikutan mereka yang boros plastik?

Sehubungan dengan adanya kebijakan pemerintah tentang plastik berbayar mari kita dukung dengan melakukan tindakan nyata dari diri kita sendiri dan step by step mengedukasi keluarga serta lingkungan terdekat. Bukankan istilah klasik mengatatakan “Perubahan besar dimulai dari langkah yang kecil”. Semakin lama kita berbincang teoritis dan meribetkan hal-hal yang terlalu kompleks yang tak memiliki esensi penting maka akan semakin lama pula mimpi Indonesia menjadi negeri ramah lingkungan menjadi kenyataan. Di kota manapun kita berada, sebanyak atau sedikit apapun plastik konsumsi kita, mari kita benar-benar berhemat dalam penggunannya. Gunakan plastik lebih dari 1 kali jika itu menungkinkan, dan mulailah untuk membeli tas kain (tas go green) dan men stand by kannya di kendaraan kita, jika sewaktu-waktu belanja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun