Mohon tunggu...
Kompasianer Lombok
Kompasianer Lombok Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas Kompasianer Lombok

Komunitas dari Kompasianer Lombok - KOLOM | Reaktivasi 30 Maret 2022, sekaligus sebagai tanggal ulang tahun | Join WAG KOLOM; bit.ly/LiveIGKOLOM | IG KOLOM; https://instagram.com/kolom_kompasianerlombok

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Kolaborasi dan Deklarasi Lintas Komunitas di Kemah Literasi NTB

4 November 2024   20:48 Diperbarui: 4 November 2024   21:35 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembah Hijau, NTB. Ke arah mana literasi NTB hendak dibawa? Pertanyaan sederhana, namun menuntut jawab kompleks ini, menjadi nyawa utama dari kegiatan Kemah Literasi NTB yang diadakan Perpustakaan Lembah Hijau dan Kelas Menulis Tepi Danau. Acara berlangsung dua hari, Sabtu sampai Minggu ( tanggal 2 sampai 3 Nopember 2024). Nama lokasi yang merujuk pada pin gmaps, Wisata Edukasi Lembah Hijau desa Ijobalit, kecamatan Labuhan Haji, kabupaten Lombok Timur (Lotim), venue utama kegiatan. Perseorangan yang menyukai literasi pun komunitas-komunitas pegiat literasi digratiskan mengikuti seluruh rangkaian acara. Tepatnya dimulai usai Ashar di Sabtu sore, sampai kemudian ditutup dengan deklarasi literasi bersama di Minggu siang.

Duta Baca Lotim, Cangkir Inspirasi, beberapa Taman Baca, bapak ibu guru pengajar sekolah baik negeri dan swasta, sebagian dari sekitar 50an lintas komunitas aktif yang berdatangan dari 4 kabupaten se-pulau Lombok dan kota Mataram, menyuarakan pendapat mereka. Tersebar dari betapa sunyinya perjalanan literasi yang ditempuh, penghargaan literasi terbaik bagi sekolah yang didasrkan pada jumlah buku fisik yang berhasil dicetak, atau privillege pelajar setingkat SMA yang kini semakin aktif sebagai Duta Baca. Keresahan-keresahan, harapan untuk lebih aktif, pun yang lainnya mulai tercetus di awal acara. Yang dimulai dengan Diskusi Panel : "Kondisi Literasi di NTB Saat Ini dan Arah Masa Depan Literasi di NTB". Fathul Rakhman dan Suhamdi, dua aktivist literasi menjadi narasumber di diskusi ini.

"Saya selalu antusias mendapatkan undangan dari Perpustakaan Lembah Hijau. Perpus ini, salah satu yang selalu saya banggakan, karena dari sekian program pengadaan perpustakaan di wilayah kecamatan Labuhan Haji, kegiatan paling aktif ya di sini. Jadi, saya berharap, di Kemah Literasi ini, semua pegiat literasi yang hadir dapat memberikan arah baru bagi literasi NTB umumnya. Khususnya lagi ya kita yang berada di Lotim ini," demikian Baiq Lian Krisna Yutarti, camat Labuhan Haji di awal diskusi.

Dua narsum, Fathul dan Suhamdi (berkacamata dan rompi biru), Lurah desa Ijobalit dan Camat Labuhan Haji. Dokpri
Dua narsum, Fathul dan Suhamdi (berkacamata dan rompi biru), Lurah desa Ijobalit dan Camat Labuhan Haji. Dokpri

Kolaborasi Komunitas, Nyawa Literasi NTB

"Saya mulai bertemu Fatah di sekitar tahun 2022. Beberapa komunitas lain yang ikut hadir waktu itu, UAC Creative Studio, masih hanya beberapa orang saja. Sebagian lainnya yang masih pelajar SMA, kini sudah mahasiswa. Program saya Sekolah Literasi Rinjani, tak disangka kini malah sudah menjadi lembaga literasi. Dengan latar seperti ini, saya meyakini bahwa kolaborasi itulah kuncinya. Bekerja bersama. Seumpama sapu lidi. Sebatang, mudah patah. Ketika terikat bersama banyak batang lainnya, lidi-lidi tersebut jadi lebih kuat dan jauh lebih bermanfaat," pembuka sederhana Fathul Rakhman.

Pernyataan yang juga diamini Suhamdi, Ketua Forum TBM NTB.

"Kita sebaiknya mengingat bahwa literasi dasar itu terbagi enam. Baca Tulis, Numerasi, Sains, Digital, Budaya dan Finansial. Nah, dengan dasar ini pula kita bisa meluaskan jejaring literasi itu sendiri. Tidak bisa kita paksa kawan-kawan kita yang berliterasi mellaui kesukaannya di dunia ilustrasi, diharuskan menyukai Baca Tulis saja. Begitu pula sebaliknya. Kawan-kawan yang fokus menulis, akan butuh dibantu ilustrator untuk lebih menghidupkan ceritanya. Jadi, mari jangan terlalu membatasi diri. Apapun bentuk atau entitas literasi kita, saat memang bisa kolaborasi, dilakukan saja," demikian Suhamdi.

Lingkaran peserta diskusi panel di Kemah Literasi NTB. Dokpri
Lingkaran peserta diskusi panel di Kemah Literasi NTB. Dokpri

Malam harinya, dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dimana hasil diskusi akan disusun sebagai rekomendasi untuk arah pengembangan literasi NTB. Huzaifi, seorang guru yang sekaligus fasilitator Nyalanesia misalnya. Aktivitas literasinya sudah terjalin dengan SMPN 2 Selong dan SMPN 1 Sukamulia. Khusus di SMPN 2 Selong, kerjasama menghasilkan 3 buku antologi puisi dari siswa sekolah ini. Lain Huzaifi, lain pula Baiq Lian, aktivist Taman Baca Wisata Buku Al Hidayah yang berlokasi di desa Perigi, kecamatan Suela, Lotim. Wilayah yang terdapat dua makam dari jejak Kerajaan Selaparang Lombok, yang notabene sumber kisah sejarah, ia temukan sulit untuk diajak menghidupkan aktivitas literasi.

Dua contoh kondisi di atas, sebagian pemantik dari panjangnya diskusi yang dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan padat dari Lalu Abdul Fatah serta Indriani M.S. , tim dari Perpustakaan Lembah Hijau.

Membaca Nyaring dan Deklarasi Aksi Bersama

Senja usai diskusi panel di Kemah Literasi NTB 2024 di Perpustakaan Lembah Hijau. Dokpri
Senja usai diskusi panel di Kemah Literasi NTB 2024 di Perpustakaan Lembah Hijau. Dokpri

Siluet Gunung Rinjani Lombok, pemandangan indah tak membosankan dari Perpustakaan Lembah Hijau. Dokpri
Siluet Gunung Rinjani Lombok, pemandangan indah tak membosankan dari Perpustakaan Lembah Hijau. Dokpri

Di kejauhan tampak bangunan ponpes yang masih dalam proses. Sudut senja di Lembah Hijau. Dokpri
Di kejauhan tampak bangunan ponpes yang masih dalam proses. Sudut senja di Lembah Hijau. Dokpri

Minggu pagi, peserta diajak menyegarkan diri dengan senam bersama dan permainan-permainan menyenangkan. Lalu tepat dimulai di pukul 8 pagi, lanjutan sharing serta Praktik Membaca Nyaring dari komunitas Read Aloud Lotim. Masih ada pula sharing praktik baik pegiat literasi. Di sini, ada Nadia dari Social Caring Community, konsisten melaksanakan pertemuan santai yang membahas buku bacaan dari siapapun yang bisa hadir. Lokasi pertemuan pun memanfaatkan fasilitas publik seperti taman kota. 

Rencana Aksi peserta Kemah Literasi NTB di penutup acara di Minggu siang. Dokpri
Rencana Aksi peserta Kemah Literasi NTB di penutup acara di Minggu siang. Dokpri

Jelang siang, tim Perpustakaan Lembah Hijau membacakan rumusan yang disusun sebagai rekomendasi ke pihak terkait. Lalu ditutup dengan rencana aksi dimana setiap peserta menuliskan opini mereka di bentangan spanduk lebar. Sungguh jadi bukti, jika saja sinergi, kolaborasi, berhasil serta kerap terbangun secara konsisten, literasi rendah bisa mulai ditanggalkan dan dianggap sebagai sejarah masa lalu. Semoga.

*Medana, KLU, 4 Nopember 2024

Peliput dan Penulis - Muslifa Aseani (Tim Admin KOLOM)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun