Sembalun, NTB. Sembilan tahun berselang sejak desa Sembalun meraih dua penghargaan internasional di bidang pariwisata. World's Best Halal Tourism Destination dan World's Best Halal Honeymoon Tourism Destination. Tentu alasan di balik dua penghargaan ini pula, yang melatari penghargaan bidang pariwisata lainnya dari brand travel dunia, yakni Traveller's Choice Best of The Best untuk keindahan alamnya. Kali ini, penghargaan tersematkan pada pulau Lombok secara keseluruhan. Sebagian alasan, yang kemudian membuat desa wisata Sembalun disepakati sebagai lokasi utama Pelangi Warna dari Timur (PWdT) III. Dilangsungkan Minggu, 27 Oktober 2024 lalu, ulasan kali ini akan panjang. Tentu agar semakin dikenalnya PWdT sebagai satu ajang seni, kemudian melibatkan lebih banyak lagi kawan-kawan pelukis. Khususnya di Lombok Timur (Lotim), juga pulau Lombok umumnya.
Di tahun ini, 5 komunitas pelukis tetap terlibat, ditambah KOLOM dan tim baru dari Luxsy Art. Digawangi komunitas Pelukis Seni Waktu, Sanggar Lukis Arus Ide, Dame Canvas, Serunih Studio, Sanggar Naluri dan Anine. Tim Luxsy Art menjadi nafas baru nan segar, karena mereka baru saja selesaikan jenjang studi strata satu di salah satu kampus besar di Lotim. Tamu undangan lainnya, seorang pelukis senior dan istri, Abah atau Datuk Yanto, pasangan pelukis lainnya, Dul Hayyi dan Ros, Fariz dengan akun Riz Art dengan pengikut banyak di sosmed IG dan tim seorang dokter dari satu klinik di Lotim.
Hal baru di PWdT III, sebagian seniman lukis di 6 komunitas pelukis dibuatkan satu marketplace khusus untuk menjualkan lukisan-lukisan terbaik mereka. Luxsy Art, demikian brand marketplace ini, dibentuk Edwin Farid, seorang mahasiswa Informatika dari Universitas Hamzanwadi Pancor, Lotim, NTB. Unik, karena transaksinya memanfaatkan currency digital, yaitu crypto, bitcoin bernama ethereum serta pelibatan pihak ketiga Wallet3. KOLOM jadi merasa beruntung berlipat kali. Kolaborasi khusus di sirkel pelukis, kini merambah ke pengguna currecy digital yang tadinya hanya ditemukan melalui referensi-referensi bacaan. Tak terbayang, keduanya kini berkumpul, salah satunya di kegiatan rutin PWdT. Obrolan bersama Edwin dengan Luxsy Art, berlangsung satu jam di akun official KOLOM di sosmed IG.
Cek Kesehatan Standar di PWdT III
Nama event PWdT merupakan kesatuan dari rangkaian acara inti: Donasi ke anak-anak yatim piatu, pengenalan keseruan melukis ke anak-anak melalui Fun Coloring, Live IG KOLOM dengan narasumber yang lekat dengan sirkel kawan-kawan pelukis, serta tentu saja acara puncak Live Painting. Konsep utamanya, tim inti dari lintas komunitas yang tergabung sejak awal, bersama-sama melakukan donasi sesuai bidang keilmuannya. Kawan-kawan pelukis, men'donasi'kan skill melukis mereka, sama-sama pula berdonasi ke anak-anak yatim piatu, serta KOLOM di bidang literasi (Live dan rilis media). PWdT III ditambah dengan donasi dari tim dr. Jayeng Sasmita. Cek kesehatan standar diberikan ke masyarakat umum yang berada dekat dari lokasi acara. Dokter Jayeng kemudian juga ikut dengan rangkaian kegiatan lainnya, seseruan bersama mewarnai lalu melukis juga di kompleks Bale Adat Sembalun.
Sekitar 35 anak-anak pelajar Raudatul Athfal NW di desa Sembalun, antusias mengikuti arahan pengajar saat Fun Coloring. Paket ATK mulai dari Buku Menggambar A4, crayon warna isi 12, pensil, rautan, penggaris dan penghapus, menjadi isi dari goodie bag. Bagian dari kenangan sederhana mereka, berinteraksi dengan para pelukis, tim dokter, serta undangan lainnya yang hadir. Tambahan sedikit uang saku, dikhususkan bagi para anak-anak yatim piatu. Di PWdT II di tahun lalu, seorang donatur bahkan menyiapkan paket ATK di dalam satu tas sekolah. Lagi-lagi yang diutamakan adalah siswa TK atau SD (maksimal kelas 3) dan anak-anak yatim piatu.