Mohon tunggu...
Kompasianer Lombok
Kompasianer Lombok Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas Kompasianer Lombok

Komunitas dari Kompasianer Lombok - KOLOM | Reaktivasi 30 Maret 2022, sekaligus sebagai tanggal ulang tahun | Join WAG KOLOM; bit.ly/LiveIGKOLOM | IG KOLOM; https://instagram.com/kolom_kompasianerlombok

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Luxsy Art, Marketplace Lukisan, Belanja Dengan Crypto

18 Oktober 2024   18:51 Diperbarui: 18 Oktober 2024   19:03 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selong, Lombok Timur, NTB. Awal bertemu Edwin dan Wina, kami sedang merapatkan detail penyelenggaraan event rutin lintas komunitas pelukis di Lombok Timur. Tadinya, saya pikir mereka membuatkan web penjualan, dimana koleksi lukisan dipajang sesuai kategorisasi dan katalog bak template blog yang umumnya saya kenal. Belakangan, Edwin menyebutkan, transaksi utama di web tersebut, melibatkan currency crypto. Wah! Akhirnya bertemu juga -- batin saya. Dimana, di era digital yang semakin maju, berbagai inovasi muncul untuk memudahkan kehidupan sehari-hari. Salah satu sektor yang tak lepas dari transformasi digital adalah dunia seni, khususnya penjualan lukisan. Target market tak terbatas demografi, eh, melibatkan mata uang online pula. Tepat disebut, jika  Luxsy Marketplace hadir sebagai salah satu contoh platform inovatif yang menjembatani dunia seni rupa dengan teknologi cryptocurrency. 

Situs ini diciptakan oleh Edwin dan Wina, dua mahasiswa program studi Informatika, Fakultas Teknik di Universitas Hamzawadi Pancor, Lombok Timur, NTB. Di samping sebagai skripsi mereka -- berjudul 'Pengembangan Marketplace NFT Berbasis Web untuk Keamanan dan Pelacakan Transaksi: Studi Kasus pada Pelukis di Lombok Timur, tujuan utamanya adalah membantu penjualan lukisan secara lebih efisien dan modern. Web ini mereka buat dengan visi untuk mempermudah transaksi penjualan lukisan, terutama bagi para kolektor dan pecinta seni yang juga tertarik dengan teknologi blockchain dan mata uang kripto. Di tengah popularitas cryptocurrency yang semakin meningkat, platform ini menawarkan cara baru bagi para pembeli untuk bertransaksi tanpa harus menggunakan mata uang konvensional. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri, karena di dunia seni, pembelian lukisan sering kali melibatkan nilai transaksi yang cukup besar, sehingga penggunaan kripto memberikan kemudahan dalam proses pembayaran yang cepat, aman, dan tanpa batasan geografis. 

Terobosan unik Edwin, membuat mendapatkan penghargaan Inovasi Terbaik pada Yudisium Fakultas Teknik Unhaz, Rabu (16/10 2024), dua hari lalu. Luxsy Art menampilkan berbagai karya seni yang berasal dari dua kelompok seniman terkenal, yaitu Sanggar Lukis Arus Ide dan Dame Canvas. Karya-karya Maimanah Amini dan S. Adi mencakup berbagai gaya dan aliran seni, mulai dari lukisan abstrak hingga realisme, yang tentunya bisa memuaskan selera berbagai kalangan. Sanggar Lukis Arus Ide dikenal dengan karyanya yang penuh makna dan simbolisme, sementara Dame Canvas sering kali menyajikan karya yang lebih berani dan eksperimental. Kedua kelompok seniman ini telah memiliki reputasi yang kuat di kalangan pecinta seni di Indonesia, khususnya pulau Lombok, sehingga kualitas lukisan yang ditawarkan tidak perlu diragukan lagi.

Edwin Farid ke-4 dari kanan. Inovasi terbaik di Fakultas Teknik Universitas Hamzanwadi. Dokpri
Edwin Farid ke-4 dari kanan. Inovasi terbaik di Fakultas Teknik Universitas Hamzanwadi. Dokpri

Keputusan Edwin dan Wina untuk menggunakan cryptocurrency sebagai metode pembayaran utama di Luxsy Marketplace bukan tanpa alasan. Mereka melihat adanya tren yang kuat di mana mata uang digital semakin diakui secara global, terutama di sektor teknologi dan seni. Selain itu, transaksi dengan cryptocurrency menawarkan kecepatan dan keamanan yang tidak dapat disamai oleh sistem pembayaran tradisional. Bagi para seniman, ini juga memberikan keuntungan tersendiri, karena mereka dapat menjangkau pembeli dari berbagai belahan dunia tanpa harus khawatir tentang kendala perbedaan mata uang atau biaya transfer internasional yang tinggi.

Sebagai mahasiswa informatika, Edwin dan Wina memanfaatkan pengetahuan mereka dalam pengembangan situs dan teknologi blockchain untuk membangun Luxsy Marketplace dengan sistem yang aman dan user-friendly. Mereka merancang platform ini agar mudah diakses oleh pengguna, baik itu seniman yang ingin menjual karyanya maupun pembeli yang ingin bertransaksi. Desain antarmuka yang intuitif dan fitur-fitur yang ditawarkan membuat pengalaman belanja lukisan di Luxsy Marketplace menjadi lebih nyaman dan efisien.

Tak hanya kolaborasi menjualkan koleksi lukisan, tim Luxsy Art juga menjadi partner di event rutin kolaborasi KOLOM bersama lintas komunitas pelukis di Lombok Timur, yang diinisiasi Komunitas Seni Waktu sejak tahun 2022 lalu. Minggu depan, tepatnya Minggu 27 Oktober 2024, Pelangi Warna Dari Timur (PWdT) III akan berlangsung di desa wisata Sembalun. Konsep utama Live Painting, donasi paket menggambar bagi anak-anak yatim, serta Live IG dari akun official KOLOM, menjadi rangkaian rutin di setiap pelaksanaan PWdT. (Post IG official KOLOM, kenangan di PWdT 2)

Edwin dan Wina juga berkomitmen untuk terus mengembangkan Luxsy Marketplace dengan menambahkan lebih banyak fitur dan karya seni dari berbagai seniman. Mereka berharap platform ini bisa menjadi jembatan yang kuat antara dunia seni tradisional dan teknologi modern, sekaligus mendorong lebih banyak seniman untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi dalam menjual karyanya.

Sertifikat Penghargaan Edwin Farid. Dokpri
Sertifikat Penghargaan Edwin Farid. Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun