Mataram, NTB. Komunitas relawan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Korwil NTB melaksanakan serangkaian Literasi Digital di pekan pertama tahun ajaran baru. Tepatnya, bersamaan dengan berlangsung Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Total 6 mitra, sekolah-sekolah negeri yang berada di kota Mataram dan kabupaten Lombok Barat, menjadi lokasi pelaksanaan. Mulai dari 10 Juli sampai hari ini, 17 Juli 2024. Literasi digital MPLS terlaksana selama sepekan terakhir.
Lokasi sekolah tersebar di kabupaten Lobar dan ibukota NTB di kota Mataram. Dua sekolah setingkat SMP dan 3 sekolah SMA/SMK. Seribu lebih siswa dari 6 sekolah mitra di atas, mengikuti konten literasi digital Mafindo, diantaranya terkait cyber bullying, keamanan data pribadi, bahkan sampai judol serta pinjol.
Nurliya N.R., Korwil Mafindo NTB sekaligus PIC program ini, menyebutkan Mafindo rutin mengadakan program-program Tular Nalar dengan modul-modul berisi konten yang update dengan kondisi terkini.Â
"Mafindo secara terus menerus menyesuaikan materi atau konten modul dengan situasi terkini yang ditemukan netizen. Apalagi, generasi Z serta Alpha, saat ini rentan terpengaruh maraknya judol atau pinjol. Itu sebabnya, kami hadir di pekan pelaksanaan MPLS," urainya.
Beragam latar profesi, menjadi fasil program-program Mafindo. Dosen, praktisi, blogger, karyawan bank dan lain sebagainya. Secara bergiliran, mereka menyampaikan modul-modul literasi digital, berdiskusi serta saling berinteraksi antar siswa sendiri.
Jauhi Judol dan Pinjol
Highlight utama dari program literasi digital Mafindo NTB selama sepekan terakhir, penekanan bahaya dari judol atau pinjol. Hampir 100% dari semua peserta, diperbolehkan membawa hp selama MPLS berlangsung. Beberapa sekolah, bahkan diikuti juga oleh siswa dari kelas 11 dan kelas 12. Kondisi ini justru sangat baik, sehingga penyampaian pengingatan tentang bahayanya judol atau pinjol semakin tersebar luas.
Salah satu contoh sederhana, ketika kita mulai mencoba judol, lalu tergoda untuk terus menerus top up saldo agar kemungkinan menang semakin besar, dan akhirnya terpaksa pinjol demi menutupi kebutuhan modal dana tersebut. Mudah ditebak, akhirnya mulai terjebak di lingkaran setan. Kecanduan judol, sekaligus juga bergantung pada pinjol.
Deklarasi Anti Cyber Bullying
Di hari terakhir, yang ternyata juga sekaligus penutupan rangkaian MPLS, ada satu sekolah mitra yang melakukan Deklarasi Anti Bullying. Erni Suhara, Kepala Sekolah SMKN 1 Gerung, bersama bapak dan ibu guru, juga siswa siswi peserta MPLS membuat konten foto dan video Deklarasi Anti Cyber/Bullying. Usai deklarasi khusus, semua siswa membubuhkan tanda tangan bersama, di satu papan khusus yang telah disiapkan.