Beberapa bulan lalu, tepatnya 30 Juli 2016, berbagai SMK se Kabupaten Klaten mengirimkan siswa-siswa terbaik dari tiap jurusan untuk unjuk kebolehan, di ajang Lomba Kompetensi Siswa (LKS). Ajang tahunan yang bertujuan untuk memotret kompetensi siswa dari berbagai SMK tersebut, digelar di kampus Universitas Negeri Yogyakarta.
Bidang yang dilombakan adalah Brick Laying (kontruksi dinding batu bata), Electronic Application (elektronika), Electrical Instalation (instalasi kelistrikan),Permesinan (Mesin Produksi) dan Welding (pengelasan) dan Automotive Technology (teknologi otomotif). Bidang lomba Brick Laying dijuarai oleh siswa dari SMK Negeri 2 Klaten. Untuk pekerjaan Las-Mengelas, SMK Kristen 1 Klaten berada di puncak podium. Sedangkan “urusan” Mesin Produksi, semua peserta LKS Klaten harus mengakui kehebatan siswa SMK Batur Jaya 1 Ceper, Klaten.
Bidang yang bergelut dengan komponen-komponen kecil, yaitu aplikasi elektronik, dijuarai oleh siswa dari SMK Muhammadiyah 2 Jatinom Klaten. Untuk urusan “setrum-menyetrum” alias instalasi listrik, siswa SMK Petrus Kanisius berhasil “menyetrum” peserta lain dan berhak atas podium Juara 1.
Ada yang menarik untuk juara bidang teknologi otomotif. Menariknya, saat pengumuman skor tertinggi, ternyata ada dua siswa yang mendapat skor tertinggi,sama-sama mendapat skor 70,89. Mereka adalah Anton Soleh Hudin dari SMK Negeri 2 Klaten dan Fajar Supriyanto dari SMK Kristen Pedan Klaten.
Setelah melalui diskusi dan pertimbangan seluruh juri dan panitia LKS bidang otomotif, termasuk melibatkan Anton Soleh Hudin dan Fajar Supriyanto serta guru-guru pembimbingnya,diperoleh kesepakatan bahwa Anton dan Fajar akan unjuk kebolehan lagi, melakukan satu job yang sama. Job yang akan dikerjakan dipilih secara acak. Deal.
Di sini ada yang lebih menarik. Saat akan melakukan job tambahan, Anton dan Fajar, yang sebelumnya tak saling kenal ini, tampak saling berjabatan tangan. Tanda persahabatan. Padahal, Mereka sedang “bersaing”. Tapi, justru nuansa persahabatan yang tampak, bukan “pertarungan”. Indah sekali.
Melihat pemandangan itu, Saya, Cah Klaten, mengangguk-anggukan kepala, sambil berkata dalam hati “kalian hebat bro!!!”. Dan tentu saja, saya tak ingin momen indah itu lewat begitu saja. Harus terdokumentasi dengan baik. Saya meminta Mereka untuk reka ulang adegan bersalaman, lalu memotretnya. Beginilah penampakannya…
Dengan jiwa ksatria, Fajar Supriyanto menyalami tangan Anton dan mengucapkan selamat. Anton sepertinya bingung harus berkata apa, hanya terdengar ucapan “terimakasih, kamu juga juara”. Ucapan indah seperti itu sukar dilupakan. Mereka berdua memang hebat, layak juara.