Keberadaan kantung plastik sekali pakai sebagai wadah saat berbelanja dan membeli kebutuhan sehari-hari, menjadi primadona masyarakat karena mendapatkan dan menggunakannya. Namun, kesadaran pengolahan sampah plastik belum sepenuhnya menjadi perhatian masyarakat.
Masyarakat masih terbiasa membuat lubang di tanah pekarangan sebagai tempat sampah plastik, kemudian membakarnya sebagai pilihan yang mudah dalam mengelola serta mengolah sampah. Kegelisahan tersebut menjadi perhatian sejumlah mahasiswa dari Universitas Negeri Yogyakarta saat melakukan KKN di Padukuhan Banyudono, Bantul.
"Kegelisahan akan sampah plastik yang ada di Padukuhan Banyudono menjadi fokus utama program KKN yang kami jalankan di dusun ini. Ecobrick adalah jalan keluar dari kegelisahan tersebut. Program tersebut dapat terwujud atas dukungan dan peran serta masyarakat Padukuhan Banyudono", terang Taufan Putera Pamungkas, Ketua KKN G-006 UNY dalam sambutannya saat peresmian Tugu Ecobrick Padukuhan Banyudono yang dihadiri oleh Kompasianer Jogja, Minggu  (20/10/2019).
Dengan mengikuti dan berbaur dalam kegiatan kemasyarakatan Padukuhan Banyudono, para anggota KKN G-006 UNY terus menggaungkan kampanye memilah dan mengumpulkan sampah plastik. Lambat laun, kesadaran masyarakat Padukuhan Banyudono akan pemilahan dan pengumpulan sampah plastik pun terwujud.
Eka Ismiyanta selaku Kepala Dusun Padukuhan Banyudono mengapresiasi kerja para anggota KKN G-006 UNY lewat sambutannya saat peresmian Tugu Ecobrick: "Kehadiran mahasiswa KKN UNY di Padukuhan Banyudono semoga dapat memberikan dampak positif dan semoga dapat terwujud Padukuhan Banyudono sebagai dusun bebas sampah"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H