Tulehu adalah habitat “Burung Garuda” di ujung Timur laut pulau Ambon ini yang berjarak24 km dari pusat kota tepatnya berada di Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, disinilah banyak anak- anak garuda yang mampu membawa bola kaki berkali – kali dengan lincah. Sore itu beberapa pelatih sepak bola baru saja menyelesaikan latihannya bersama anak asuhnya dilapangan Matawaru, tapi tiba – tiba anak kecil sekitar 10 tahun berlarian mendekati bola kaki yang habis dipakai saat latihan tadi, satu anak membantu mengumpulkan bola dan anak lainnya menimbang bola dengan kaki tanpa jatuh ke tanah.
Dari jauh mereka terlihat seperti mirip burung-burung kecil yang bertengger di dahan pohon. Tapi mereka bukan burung kecil biasa, karena mereka adalah anak garuda yang memiliki bakat alam yang sungguh luar biasa seperti pemain Timnas, Garuda U-19, dan U-23 yang meraih prestasi beberapa tahun belakangan ini.
Aktifitas di atas selalu tersaji di lapangan Matawaru. Lapangan ini teletak di Negeri Tulehu Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, lapangan yang jauh dari kata megah dan mewah ini luasnya hanya sekitar setengah dari Lapangan Merdeka Kota Ambon. Ukurannya standar lapangan bola di kampung- kampung, namun terdapatsatu tribun yang dibangun melalui swadaya masyarakat. Meski tampak kumuh dan banyak kotoran hewan, namun dari lapangan kebanggan tulehu inilah lahir telapak –telapak kaki emas pesepak bola bertalenta tangguh, yang terkini seperti Alfin IsmailTuasalamony, Riski Ramdani Lestaluhu, Riski Ahmad Sanjaya Pellu, Irfendi Aljubaidi hingga Muhammad Rifad Marasabessy.
Dimasa lalu ada sejumlah nama besar yang berperan menghiasi kancah sepak bola tanah air. Sebut saja Aji Lestaluhu, Muhtadi Lestaluhu, Muh Kasim Pellu, Rahil Tuasalamony , Imran Nahumarury , hingga Khairil Anwar Ohorella.
Prestasi sepak bola Maluku memang mati suri tapi tidak dengan anak – anak Tulehu dari divisiI, divisi II ,divisi III (sekarang liga nusantara) , divisi utama hingga Indonesia Super Ligue ( sekarang QNB) terus bersinar. Mulai dari Alfian, Rahman Lestaluhu, Manahati Lestusen pernah memperkuat Tim Divisi II CS Vise Belgia selama tiga tahun. Prestasi yang mereka dapatkan tak lepas dari hasil latihan di lapangan Matawaru ini.
latihan sepak bola di desa Tulehu.dok pribadi
Rumput yang keringdisaat panas, maupun becek ketika hujan namun lapangn bola kampung ini tak pernah sepi selalu saja ada yang menenteng bola dipinggir lapangan kemudian memainkan bola di tengah lapangan. Aktifitas bermain sepak bola ini tidak Cuma terlihat dilapangan matawaru, masih ada dua lapangan lain di Negeri yang bertajuk Haturesy ini yaitu lapangan Universitas Darussalam dan lapangan di dusun Hurnala, ukurannya juga relatif samastandar lapangan bola lazimnya di desa – desa lain.
Bibit – bibit pesepak bola di negeri yang pernah menjadi insprasi seorang sutrada muda Angga Sasongko dalam filmnya “Cahaya Dari Timur “ Beta Maluku yang dinobatkan menjadi Juara satu film Terbaik dalam Festifal Film Indonesiaini tidak akan pernah habis semua berjalan secara alami, karena memang tujuan mereka dari proses latihan itu hanya satu yakni ingin menjadi bagian dari Timnas.
Atas sumbangsi pemain tulehu di Timnas mengetukhati pengurus PSSI melalui sang Ketua umum Prof.Dr. Johar ArifinHusein, Tulehu akhirnya di nobatkan menjadi Kampung Sepak Bola, sekaligus sebagai salah satu sentra pembinaan usia muda di Maluku.
Namun sayangnya setelah diresmikan menjadi Kampung Sepak Bola, tidak ada perhatian khusus dari para pemangku kepentingandi negeri ini. Padahal infrastruktur berupa lapangan berstandar, peralatan latihan, sampai ke pengembangan sumber daya manusia ( kursus pelatih) sangat mereka butuhkan semoga saja keinginan dan harapan dari masyarakat Tulehu ini bisa di dengar dan direalisasikan sebagai bentuk penghargaan sumbangsi mereka untuk Timnas Indonesia.
Kini tugu Sepak Bola yang menjadi ciri khas negeri ini ramai di Kunjungi Wisatawan Lokal maupun Mancanegara. Setiap orang yang melewati tugu itu selalu berhenti sejenak untuk mengabadikan gambar di tugu yang bertuliskan “ Selamat Datang Di kampung Sepak Bola Tulehu “. Meski tak begitu megah tapi tugu ini juga menjadi lambang kebanggan orang Tulehu pada umumnya bahwa kampung yang kecildiujung Timur pulau Ambon inilah adalah bukti nyata lahirnya para pejuang di dunia sepak bola Indonesia.
Selain pemuda Tulehu yang terkenal dengan jago bermain sepak bola, negeriyang berhadapan langsung dengan selatlease inimempunyai strategisebagai daerah transit dari kota Ambon ke beberapa kabupaten di Seram, posisi itu tentunya sangat menguntungkan. Negeri ini juga memliki sejumlah tempat indah yang bisa menjadi destinasi wisata. Sebut saja wisata air panas alami yang berada di ujung Timur Negeri Tulehu, sekitar 2 km. Mata semua orang yang datang ke sana sudah pasti akan dibuat takjub dengan kolam air raksasa hangat dengan asap yang mengepul dari perut bumi. Dengan begitu rasa lelah setelah melakukan aktivitas selama sepekan bisa langsung hilang setelah berendam dalam kolam air panas ini. Berapa harga yang harus dikeluarkan untuk wisata yang satu ini ? ah .. tidak mahal kok hanya lima ribu perak, setiap pengunjung sudah bisa berendam disana sepuasnya. Agar bisa lebih rileks dan menikmati hebatnya lokasi wisata yang masih perawan itu, pengunjung bisa datang setiap hari 24 jam atau disarankan pada akhir pekan setelah di jenuhkan dengan rutinitas selama sepekan.
Selain air panasnya yang menghangatkan,disini juga terdapat pantai batu kuda. Disebut batu kuda karena dipantai ini ada batu besartepatnya berada dibibir pantai yang bentuknya menyerupai kuda, pantai ini sangat cocok untuk berekreasi bersama keluarga, mancing ikan, daiving menikmati kehidupan alam bawah laut dan terumbu karangnyayang indah sambil menanti senja sore hari pastinya dengan semangkok rujak yang pedas tentunya. Panaroma di pantai ini sangat mempesona mulai dari gunung dan pantainya kita bisa memanjakan mata sembari menyejukan tubuh kita dengan alunan anginnya yang merdu. Pantai yang belum terjamah ini juga bisa menjadi wisata destinasi anda selanjutnya di Negeri ini.
Negeri yang berada di gugusan pegunungan bukit yang diselimuti dengan keindahan alam luar biasa ini juga mempunyai tempat permandian air walatu (air raja) konon katanya air ini membawa berkah bagi negeri ini, di dalam air ini kita bisa mandi bersama morea (belut)yang besar ukurannya seperti paha orang dewasa. Unik sekali tentunya,morea (belut) ini tidak ganas melainkan sangat jinak dengan siapa saja yang ingin mandi sekaligus bermain bersamanya, wisata seperti ini cukup langkah kita temukan.Selain bakat alam yang ada bagi kaum lelakinya, dan destinasi wisata yang belum terjamah ada hal lainnya yang unik yang bisa anda temukan di kampung sepak bola mulai dari kekentalan budayanya hingga sajian kuliner menjadi sensasi tersendiri,Kaum perempuan disini juga mempunyai hobi memasak dibuktikan dengan adanya berbagai kuliner khas orang Tulehu mulai dari kuliner yang kering hingga berkuah seperti nasi kelapa dan ikan bakarnya, nasi kuning beraroma khas daun jeruk yang menggugah rasa, ketupat dan lapat, bubur sagu dengan taburan kenari yang menggoda, papeda dan ikan kuah kuning,roti ampas terigu yang disajikan dengan kopi hitam manisnya bak perempuan ambon manise tentunya. Dan kuliner –kuliner ini bisa kita temukan hingga tengah malam.