Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ragam Cerita di Hari Kemenangan dari Kompasianer

29 Juni 2017   08:25 Diperbarui: 29 Juni 2017   08:40 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari kemanangan telah tiba. Berbagai cerita semakin beragam mulai dari THR (Tunjangan Hari Raya) harga sembako yang melonjak setiap jelang hari raya, hingga mudik lebaran. Beberapa kompasianer pun berbagi cerita lebaran dan mudiknya lewat rubrik "Cerita Ramlan"

Jelang lebaran, orang lebih memilih meramaikan pasar dibanding masjid?

Foto: Dokumentasi Kompasianer Edy Supriatna
Foto: Dokumentasi Kompasianer Edy Supriatna
Jelang lebaran, biasanya orang-orang justru berbondong-bondong meramaikan pusat perbelanjaan demi mencari kebutuhan hari raya, pulang kampung alias mudik, dan lain-lain. Masjid-masjid justru semakin sepi ditinggal para jamaah yang kehilangan semangat meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah di bulan Ramadan ini dan lebih mementingkan urusan duniawi.

Kompasianer Edy Supriatna Sjafei punya cerita sendiri tentang hal ini. Menurutnya, stigma ini tidak sepenuhnya benar adanya. Ia mengalaminya sendiri ketika berada di sebuah pusat perbelanjaan jelang hari raya Idul Fitri. Ia menuliskan suasana yang berbeda di mana masih banyak orang yang meramaikan masjid untuk menjalankan Ibadah Salat Jumat di tengah ramainya pusat perbelanjaan jelang lebaran. 

Meskipun masjid yang terletak di dekat pusat perbelanjaan tersebut tidak besar dan bisa menampung banyak jamaah, pihak pusat perbelanjaan sangat memperhatikan betapa pentingnya fasilitas ibadah untuk para pengunjungnya, sehingga para pengunjung tetap bisa beribadah dengan nyaman. Semoga "euforia" menyambut hari kemenangan tidak mengikis ketakwaan kita kepada Allah SWT karena urusan duniawi saja.

Mudik lancar, begitu juga aliran uang ke kampung

Foto: Thinkstock.com
Foto: Thinkstock.com
Kompasianer Sulistiyo Kadam punya perhatian sendiri soal mudik lebaran. Menurutnya, fenomena pulang kampung massal ini bukan hanya sarat nilai sosial saja. Perputaran uang dan nilai konsumsi masyarakat jelang lebaran juga semakin  meningkat. Terutama bagi yang membawa rejekinya ke kampung halamannya di hari yang fitri.

Para pelaku usaha yang mengeluarkan THR untuk para pegawainya mendorong konsumsi masyarakat yang meningkat jelang hari raya Idul Fitri untuk membeli kebutuhan pokok dan lain-lain. Hal ini tentu baik demi pemerataan kesejahteraan di berbagai daerah di Indonesia, meski belum seluruhnya.

Mereka yang mengais rezeki dari sampah di hari Idul Fitri

Foto: Dokumentasi Kompasianer Nanang D.
Foto: Dokumentasi Kompasianer Nanang D.
Koran-koran yang berserakan ditinggal para jamaah setelah Ibadah Salat Ied menjadi rezeki tersendiri bagi mereka yang membutuhkannya untuk dijual kembali sebagai sumber nafkah sehari-hari. Sampah dari sisa koran yang dipakai untuk alas pelapis sajadah setelah Salat Ied ini bisa mencapai puluhan kilogram jika dirapihkan dan dikumpulkan kembali.

Kompasianer Nanang Diyanto menuliskan cerita ini sebagai renungan untuk kita semua bahwa tidak ada yang sia-sia dari apa yang telah disia-siakan. Keberadaan sampah koran di setiap tahun setelah Salat Ied merupakan berkah dan rezeki tambahan bagi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun