Kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia pada awal Maret kemarin, tepatnya tanggal 1-9 Maret 2017 disambut dengan sangat meriah. Segala persiapan telah dilaksanakan jauh jauh hari. Namun ketika itu, ada sebuah pro kontra bahwa penyambutan Raja Salman dianggap terlalu berlebihan.
Adalah tokoh muslim Amerika Serikat, Ustaz Shamsi Ali yang mengingatkan sisi negatif penyambutan dari Raja Arab ini. Dalam pernyataan resminya, ia mengatakan bahwa Indonesia seharusnya tidak menutup mata pada sisi buruk penyambutan yang berlebihan.
Namun, pihak Kementerian Luar Negeri melalui juru bicaranya, Arrmanatha Nasir menegaskan bahwa hal ini sudah diatur dalam tata cara prosesi penyambutan tamu negara. Semuanya dianggap memenuhi standard operating procedure yang dimiliki Indonesia dan tidak ada yang diistimewakan.
Oleh karena itu, Kompasiana pun tertarik untuk membuat sebuah jajak pendapat mengenai hal ini. Kompasiana pun melontarkan pernyataan bahwa "Penyambutan Raja Salman Terlalu Berlebihan" dan hasilnya hampir berimbang. Yaitu sebanyak 6 Kompasianer menyatakan sependapat dengan pernyataan ini dan 7 Kompasianer menyatakan bertentangan.
Salah satu Kompasianer yang menilai bahwa penyambutan Raja Salman terlalu berlebihan adalah Irmina Gultom menurutnya penyambutan Raja Salman memang sangat berbeda dengan pemimpin-pemimpin negara lainnya. Sambutan untuk pemimpin negara lain tidak sehebih ini.
"Agak bingung juga kenapa penyambutan Kepala Negara Arab Saudi ini terlihat terlalu berlebihan, terutama dengan segala macam persiapan yang sudah diberitakan. Apakah karena saking banyaknya rombongan yang dibawa? Kesannya malah jadi too much, sementara pemimpin negara lain sambutannya tidak seheboh ini. Yang wajar2 sajalah," ungkap Irmina dalam kolom komentar Pro Kontra.
Bukan hanya Irmina, beberapa Kompasianer pun menyatakan sependapat seperti misalnya Kompasianer Hidayat Harsudi. Bahkan ia pun menyayangkan bagaimana media arus utama yang ikut menyemarakkan kehebohan ini dengan materi-materi liputannya.
"Terlalu berlebihan baik dalam penyabutan maupun peliputan media mainstream," tulisnya singkat.
Kendati demikian, jumlah Kompasianer yang menyatakan bahwa penyambutan Raja Salman tidak berlebihan, lebih banyak. Ada 7 Kompasianer yang menyatakan pendapat ini seperti salah satunya adalah Kompasianer Gito Manalu. Bahkan menurutnya penyambutan Raja Salman masih dalam taraf yang wajar karena jumlah rombongan yang dibawa pihak Raja Salman.
"Penyambutan yang sangat wajar saya kira, sebab jumlah rombongan yang dibawa Raja Salman. Selaku tuan rumah kita memang wajib menyenangkan tamu yang datang," tulis Gito.
Ia menambahkan bahwa hal ini sesungguhnya adalah awal yang bagus bagi Indonesia guna merajut kedekatan dengan negara Arab. Pasalnya akan ada kerja sama yang juga akan menguntungkan Indonesia.