Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Inilah Serba-serbi Tradisi Ramadan ala Kompasianer

9 Juni 2017   09:49 Diperbarui: 10 Juni 2017   02:54 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: megapolitan.kompas.com

Suasana bulan Ramadan di Indonesia biasanya identik dengan beragam tradisi khas dari berbagai daerah; mulai dari keliling membangunkan sahur, agenda Ramadan yang wajib dimiliki siswa, hingga ngabuburit jelang waktu berbuka puasa. Tradisi-tradisi inilah yang membuat Ramadan semakin berwarna bahkan tidak jarang membuat kita rindu akan suasana Ramadan. Pada ulasan kali ini, kita akan melihat beberapa tradisi Ramadan yang diulas oleh Kompasianer. 

Pasar Takjil di Bulan Ramadan

Foto: megapolitan.kompas.com
Foto: megapolitan.kompas.com
Saat Bulan Ramadan tiba, Pasar takjil mulai bertebaran di mana-mana dan pasti diserbu para pembeli di sore hari jelang waktu berbuka puasa. Di beberapa daerah, kehadiran pasar takjil tak hanya jadi sumber rejeki para pedagang musiman, tapi juga menjadi momentum kemunculan kuliner lokal yang ikonik karena hanya ada di bulan puasa; salah satunya Kicak dari Yogyakarta dan juga Kue Bingka yang lebih mudah didapakan saat bulan Ramadan di Banjarmasin. Hal ini sangat disyukuri oleh Kompasianer Gentur Adiutama setiap Ramadan tiba.

Agenda Ramadan khas anak sekolahan

Foto: print.kompas.com
Foto: print.kompas.com
Kompasianer masih ingat Agenda Ramadan yang wajib dibawa ke Masjid saat bersekolah dulu? Mungkin anak-anak zaman sekarang tidak diwajibkan mengisi buku ini di sekolah, tapi Kompasianer generasi 90’an pasti masih ingat betapa pentingnya buku ini demi penilaian pelajaran Agama Islam. Kompasianer Nahariyha Dewiwiddie menambahkan, selain bermanfaat untuk memotivasi agar lebih taat beribadah di bulan Ramadan, buku ini juga melatih anak-anak belajar ilmu jurnalistik dalam hal menulis sederhana sambil mendengarkan isi ceramah atau kultum di Masjid. Selain itu, buku ini juga mengajarkan kita untuk jujur dan tidak asal copy-paste.

Ngebuburit di pinggir rel kereta api   

Foto: dokumentasi kompasianer Agus Kusdinar
Foto: dokumentasi kompasianer Agus Kusdinar
Di Garut ada tradisi unik sambil menunggu waktu berbuka puasa. Ngabuburit di sini bukan jalan-jalan keliling kota dengan sepeda motor seperti di kota-kota besar. Para warga di sini, khususnya kompasianer Agus Kusdinar lebih memilih jalan-jalan menyusuri rel kereta api dekat Stasiun Leles, Garut. Dari anak-anak hingga dewasa setiap hari ke sini sambil berfoto sambil menunggu dan melihat kereta api yang melintas. Mungkin sekilas agak berbahaya jika berjalan menyusuri rel kereta yang aktif. Jauh dari suara bising kendaraan bermotor dan keramaian orang menjadi alasan para warg a berkumpul di sini di sore hari selama bulan Ramadan.

**

THR Kompasiana (thr.kompasiana.com)
THR Kompasiana (thr.kompasiana.com)
Kompasianer punya cerita menarik lainnya seputar Ramadan? Ayo tuliskan ceritamu di thr.kompasiana.com dengan menambahkan label “Cerita Ramlan” dan “THR Kompasiana”. Selamat berpuasa untuk Kompasianer yang menjalankannya!

(ARD/yud)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun