Menurut Fery, setidaknya ada 2 isu utama yang dihadapi orangtua dewasa ini. Pertama adalah pengetahuan parenting orangtua dan kemampuannya beradaptasi dengan anak. Kedua, generation gap antara anak dan orangtua. Keduanya saling terkait dan melengkapi.
"Sekarang dunia semakin cepat berubah, kecepatan itu juga secara langsung membuat orangtua semakin banyak dituntut. Dari sisi anak-anak juga terpapar dengan informasi yang semakin banyak, sementara orangtua ketinggalan," katanya.
Ditambah, pada era ini orang banyak show-off mengenai cara mendidik anak.
"Yang dimunculin yang positif-positif saja, yang berantakannya nggak dimunculin. Jadi standar yang orangtua pakai bukanlah yang semestinya, melainkan media sosial. Itu akan semakin membebani orangtua," tambah Fery
Oleh karenanya, Fery menyarankan supaya orangtua terus belajar karena ilmu parenting terus berkembang. Jangan sampai anak merasa tidak dipahami dan tidak betah di rumah. Lagipula, menurutnya, menerima pengasuhan yang baik dari orangtua adalah hak setiap anak.
Terdorong oleh semangat mendampingi para orangtua, Fery lantas membangun Komunitas Rumah Pencerah pada 2014. Komunitas ini berawal dari kelompok berbagi pengalaman antara orangtua untuk menciptakan lingkungan yang positif bagi anak-anaknya, yang lantas diekskalasi dalam lingkup lebih besar.
Selanjutnya, konsistensi Fery mendapat ruang lebih besar dengan perannya sebagai Ketua Tim Penggerak PKK dan Bunda Paud DKI Jakarta pada tahun 2018
Menyusui Bukan Tugas Ibu Semata
Menurut Fery, setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi orangtuanya. Yakni rasa aman, rasa bahagia, merasa dilibatkan, dan keteraturan dengan memberitahukan batasan-batasan kepada anak.
"Dan terakhir adalah religius. Memberi pengertian kepada anak bahwa ada yang lebih besar darinya, ada yang jauh lebih mencintai dari orangtuanya, yaitu Allah Swt," jelasnya.
Rasa aman dapat muncul dengan terpenuhinya kebutuhan dasar. Salah satunya: air susu ibu, yang menjadi asupan pertama bayi ketika lahir di dunia. ASI dari dekapan ibu dapat membantu anak merasa disayangi dan aman.
Sayangnya, di Indonesia baru 20% ibu menyusui yang sukses menuntaskan masa ASI eksklusif 6 bulan. Belum lagi kemunculan kasus-kasus lain seperti meninggalnya bayi berusia 54 hari karena diberi jamu. Atau bayi yang meninggal karena disuapi pisang oleh neneknya.