Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perbedaan, Ciri, hingga Cara Melakukan Pertolongan Pertama Kasus Henti Jantung

26 Januari 2022   16:39 Diperbarui: 26 Januari 2022   16:40 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pertolongan kasus henti jantung (freepik)

Cek respons atau kesadaran korban. Cara ini bisa dilakukan bertahap, yakni mengecek apakah korban tersebut masih sadar, kemudian merespon penggilan suara, merespon dengan pemberian rasa sakit dengan ditepuk anggota tubuhnya, atau sudah tidak sadar/bernapas sama sekali.

Jika terjadi penurunan kesadaran pada korban, segera minta bantuan dengan meminta kotak P3K dan alat Automated External Defibrillators (AED). Pengecekan napas bisa dengan melihat pergerakan dada selama 5-10 detik.

Jika korban tidak bernapas sama sekali, segera lakukan teknik CPR sebagai pertolongan pertama.

Compression

Untuk korban yang mengalami kasus henti jantung maka bisa langsung diberikan Resusitasi Jantung Paru atau Cardio-Pulomonary Resuscitation(CPR). Kompresi dada bisa memicu sirkulasi darah untuk membawa oksigen ke otak.

Airway

Setelah memberikan 30 kali kompresi dada, buka jalan napas dengan menengadahkan dahi sang korban, kemudian meletakkan ujung jari di bawah dagu dan selanjutnya mengangkat dagu sang korban. Metode ini bisa disebut juga dengan Head Tilt-Chin Lift. Ini dilakukan agar jalan napas terbuka.

Breathing

Langkah terakhir dalam teknik CPR adalah memberikan bantuan napas setelah jalan napas terbuka. Bantuan napas diberikan sebanyak dua kali, setiap tiupan napas dilakukan selama satu detik.

Untuk melakukan teknik CPR, diperlukan sebuah pelatihan khusus dari ahlinya. Karena teknik CPR yang sempurna bisa meningkatkan kesempatan hidup pada korban henti jantung mendadak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun