Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia menyelenggarakan Jakarta Geopolitical Forum (JGF) untuk kelima kalinya, 21 dan 22 Oktober 2021. Tahun ini Lemhannas mengangkat tema "Budaya dan Peradaban: Kemanusiaan di Simpang Jalan Peradaban".
Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo mengatakan pengelolaan budaya nasional merupakan prasyarat untuk mendukung identitas nasional. Namun, menurutnya, globalisasi dan teknologi yang membentuk jalan alternatif peradaban, memberi tantangan untuk mencari pilihan sekaligus mempengaruhi masa depan manusia dan kemanusiaan.
"Jadi, kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi punya dampak yang besar terhadap peradaban manusia," katanya.
Ia berujar, perubahan teknologi ini, yang turut mengubah politik dan budaya, akan membawa disrupsi. Akan tetapi hal tersebut harus digunakan untuk pencerahan masa depan yang lebih baik.
"Teknologi tidak seharusnya dipandang sebagai sebuah peradaban itu sendiri, tapi seharusnya menjadi alat untuk kemajuan manusia dan kemanusiaan.
Agus mengatakan selain teknologi, pandemi turut mengubah peta geopolitik dunia. "Dengan pandemi ini semua merubah lansekap geopolitik. Pandemi turut membuat budaya dunia semakin memusatkan pencarian jawaban pada ilmu pengetahauan sekaligus mengubah dasar geopolitk," ujarnya.
Di sisi lain, dengan seiring perkembangan teknologi Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Kadin Indonesia Bambang Brodjonegoro mengatakan ia optimis bahwa Indonesia bisa memasuki masyarakat 5.0 seperti yang sudah dilakukan Jepang saat ini.
"Ada lebih dari 1800 start up yang kita punya, beberapa di antaranya menjadi unicorn dan decacorn. Kita juga punya enterpreneur baru. Itu sebuah kesempatan," katanya.
JFG sendiri merupakan session sharing bagi para pakar geopolitik dunia dalam menelaah situasi kawasan di dunia. Diharapakan forum strategis ini dapat dimanfaatkan oleh pembicara maupun peserta untuk mendiskusikan isu geopolitik di tingkat dunia.
Melalui tema ini JGF 2021 bertujuan memahami bentuk peradaban masa depan, khususnya struktur sosial budaya manusia dunia serta mengetahui sejauh mana budaya dan peradaban suatu bangsa dipertahankan di tengah perubahan pola pikir untuk beradaptasi dengan lingkungan peradaban baru.