Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pandemi Es Cendol Tak Lagi Segar, Mengapa Sebegitunya Mengejar Kesempurnaan?

30 Juni 2021   04:30 Diperbarui: 30 Juni 2021   04:31 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengisi data pribadi ke situs pinjaman online abal-abal. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Pembahasan mengenai nasib tukang cendol yang kian terpuruk di tengah pandemi menjadi salah satu topik yang menarik perhatian pembaca.

Selain itu ada juga penipuan berkedok kredit dana cicilan yang sangat murah hingga mengapa kita sebaiknya tidak perlu mengejar kesemperunaan.

Berikut konten-konten menarik dan populer di Kompasiana:

Pandemi Membuat Es Cendol Tak Lagi Segar

dok. Muhammad Rafelda Tegarreksa
dok. Muhammad Rafelda Tegarreksa
Pandemi yang melanda Indonesia sejak Maret 2020 meruntuhkan berbagai macam roda ekonomi, baik makro maupun mikro. Tak terkecuali usaha milik Pak Alex, usaha es cendol yang telah dilakoni sejak 1996. (Baca selengkapnya)

Hati-hati Penipuan Kredit Dana Cicilan "Super" Murah dan Mengapa Masyarakat Bisa Tertipu

Ilustrasi mengisi data pribadi ke situs pinjaman online abal-abal. Sumber: Shutterstock via Kompas.com
Ilustrasi mengisi data pribadi ke situs pinjaman online abal-abal. Sumber: Shutterstock via Kompas.com
Menjadi tak masuk adalah karena plafon kredit maksimal hingga Rp 500 juta masih menggunakan nama koperasi. Sangat jarang koperasi di Indonesia bisa ngasih pinjaman sebesar itu.

Bahkan, andai cair semaksimal itu, berarti modal tersimpan di kas koperasi itu harusnya lebih besar dari setengah miliar. Ngga mungkin donk, abis cairin ke nasabah 500 juta setelah itu zonk alias stock dana habis? (Baca selengkapnya)

Menghadapi Taktik "Balap Sepeda" Bandar Saham

Ilustrasi balap sepeda (THINKSTOCK via KOMPAS.com)
Ilustrasi balap sepeda (THINKSTOCK via KOMPAS.com)
Taktik ini dinamakan taktik balap sepeda atau pemecah peloton. Pemain saham harus mampu belajar membaca pola permainan taktik tersebut agar selamat tidak terjebak dan kehilangan uang. (Baca selengkapnya)

Rumah Penuh Sesak, Ayo Declutter Barang!

ilustrasi | envato elements
ilustrasi | envato elements
Perasaan takut kehilangan barang-barang lama, belum rela membuang atau memberikan pada orang lain jadi alasan. Decluttering sendiri sudah banyak dilakukan secara rutin oleh mereka yang menganut hidup minimalis. (Baca selengkapnya)

Mengapa Kita Tidak Perlu Mengejar Kesempurnaan?

Mengejar kesempurnaan | Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Mengejar kesempurnaan | Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Pernahkah kamu merasa harus berkompetisi ketika kamu berada dan bekerja bersama orang-orang yang lebih ahli daripada kamu? Atau pernahkah kamu merasa rasa percaya diri kamu begitu rendah ketika kamu gagal mendapatkan hasil terbaik?

Tapi pernahkah kamu bertanya, mengapa kita harus sebegitunya mengejar kesempurnaan? (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun