Kompasianer Jeniffer Graciella mengatakan amoy yang dalam bahasa Hakka berarti "adik perempuan" sekarang sering kali disalahgunakan dengan stigma yang negatif.
Panggilan yang awalnya biasa-biasa saja tersebut, dikatakannya, sekarang berubah menjadi sebuah panggilan yang tidak sopan dan melecehkan bagi perempuan keturunan Tionghoa.
Seperti dikutip Jeniffer dari tionghoa.info, amoy diidentikkan dengan perempuan keturunan Tionghoa yang cantik dan masih muda juga rela dinikahi pria asing dengan imbalan uang sebagai timbal balik, atau dikenal dengan sebutan Pengantin Pesanan.
Praktik yang termasuk ke dalam perdagangan manusia dan merugikan perempuan ini sayangnya langgeng dilakukan di kota-kota Kalimantan Barat, salah satunya di Kota Singkawang yang dikenal sebagai Kota Amoy.
Pembahasan mengenai amoy dan pengantin pesanan menjadi salah satu konten yang menarik perhaitan pembaca.
Selain itu, ada juga tentang ketagihan game online dan cara menghentikannya.
Berikut konten-konten populer di Kompasiana yang sudah dirangkum:
Perdagangan Perempuan di Balik Pengantin Pesanan "Amoy" di Kalimantan Barat
Entah sejak kapan pengantin pesanan ini dimulai, pastinya orang tua penulis memberi tahu memang sudah lama praktik ini dilakukan. Dengan tujuan memperbaiki nasib, para perempuan tersebut justru ditipu, sengsara dan mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Mereka yang beruntung bisa saja kabur dari suaminya, melarikan diri ke Kedutaan Besar Rakyat Indonesia (KBRI) untuk dipulangkan. Ketika magang di Kementerian Perempuan, penulis kerap dihadapkan dengan berkas-berkas pemulangan perempuan korban pengantin pesanan yang mengalami KDRT asal Kalimantan Barat dari China dan Taiwan. (Baca selengkapnya)
Dampak yang Akan Terjadi jika Orangtua Sering Membentak Anak
Apakah Anda pernah dipukul saat kecil atau dimarahi dan dibentak di depan orang lain? Pengalaman buruk ini akan terekam selamanya di amygdala dan akan sangat sulit dihapus.
Segala sesuatu yang dipicu karena emosi akan terekam sangat kuat di otak sampai kapanpun. Ini menjadi alasan kenapa orangtua harus sangat berhati-hati dalam berinteraksi dengan anak. (Baca selengkapnya)