Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terpopuler: Indonesia Mundur dari All England 2021 hingga Pelajaran dari "Parakan 01"

19 Maret 2021   04:34 Diperbarui: 19 Maret 2021   04:46 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurutnya, apabila memang tim Indonesia terkonfirmasi, arena pertandingan All England 2021 semestinya disterilkan, terutama tempat-tempat yang menjadi aktivitas para atlet Indonesia dari awal kedatangan untuk berlatih hingga pertandingan.

Ia menilai jika pun pihak penyelenggara turnamen All England 2021 ingin berlaku adil, sebaiknya jadwal pertandingan secara keseluruhan dihentikan.

"Bukankah sebelum turnamen digelar, sejumlah atlet dan pelatih dari India, Thailand dan Denmark dinyatakan positif covid-19?" tulis Kompasianer Mang Pram. (Baca selengkapnya)

#StopAsianHate, Kala Orang Asia Dituding Jadi Biang Covid-19

Tagar Stop Asian Hate viral di Twitter. Tagar tersebut sebagai bentuk perlawanan terhadap tindakan rasialisme yang diterima warga keturunan Asia di Amerika Serikat.

Memang, angka kekerasan terhadap warga keturunan Asia terus meningkat selama pandemi.

Isu itu makin kencang usai mantan Presiden Amerika Donald Trump melontarkan covid-19 adalah "virus China".

Puncaknya, #StopAsianHate mencapai menjadi trending setelah dikicaukan lebih dari satu juta cuitan oleh warganet Nusantara di jagat Twitter. Tak hanya itu, sejumlah artis dan publik figur turut meramaikannya. (Baca selengkapnya)

Lingkaran Kudeta Elite di Asia Tenggara Masa Lampau

Kompasianer Christoper Reinhart mengatakan kegaduhan seputar perebutan kekuasaan di Indonesia maupun Myanmar sudah menjadi model yang seringkali terjadi di Asia Tenggara sejak masa pramodern.

Lebih jauh lagi, dikatakannya, hal seperti itu sudah bisa ditilik sejak masa transisi dari periode klasik ke periode Islam melalui perebutan kekuasaan pada masa akhir Majapahit

Menurutnya, Indonesia sendiri telah mengalami berbagai perebutan kekuasaan dan kudeta di seputar elite ini.

"Dengan demikian, kita dapat sekali lagi bertanya, apakah akan ada perubahan mendasar yang terjadi di dalam tubuh Partai Demokrat atau entitas-entitas politik lain ketika perebutan kekuasaan atau kudeta itu selalu terjadi di dalam lingkaran elite?" tulisnya. (Baca selengkapnya)

Nikah Bukanlah Solusi Jika Anak Gadis Tepergok Mesum seperti di "Parakan 01"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun