Bisa dibilang, salah satu sisi positif dari pandemi covid-19 adalah adanya tren berkebun di kalangan masyarakat. Tak perlu punya lahan luas, bahkan bermodalkan gelas plastik pun bisa menanam tanaman.
Selain itu, ada macam-macam teknik yang bisa digunakan tergantung kebutuhan si pemilik. Salah satunya teknik hidroponik.
Kompasianer Rinto Simorangkir menuangkan ceritanya, di mana ia terinspirasi dari mantan menteri ESDM, Ignasius Jonan, yang kerap membagikan foto-foto aktivitasnya berkebun.
Menyeberang ke Benua Eropa, Kompasianer Hennie Triana mengisahkan tren "kebun orang miskin" di Jerman. Apa maksudnya dan bagaimana sejarahnya?
Simak kembali 5 artikel terpopuler Kompasiana berikut ini:
Hobi Ignasius Jonan dan Saya, Inspirasi dari Hidroponik
Lewat laman media sosialnya, Ignasius Jonan memposting kegiatannya membagi-bagikan sayuran hasil berkebunnya kepada orang di sekitar. Hal-hal sederhana seperti ini rupanya bisa memberikan dampak yang besar.
Itulah yang membuat penulis terinspirasi dan mulai kembali "berhidroponik". Meskipun dengan ratusan lubang tanam saja, tapi dampak ekonomisnya bagi keluarga lumayan terasa. (Baca selengkapnya)
Schrebergarten, Kebun Orang Miskin yang Jadi Tren
Setelah beristirahat selama musim dingin, orang-orang di Jerman mulai kembali merapikan kebunnya. Selain halaman rumah, tempat yang disukai untuk melakukan hobi ini adalah di kebun mini atau disebut schrebergarten.